Geger! 3 Pesawat Kargo China Masuk Iran Usai Serangan Israel, Ada Apa di Baliknya?

TRIBUNBANTEN.COM - Tiga pesawat misterius berbendera China dilaporkan terbang mendekati wilayah udara Iran hanya satu hari setelah serangan Israel ke negara tersebut pada Jumat, 13 Juni 2025. 

Manuver ini langsung memicu spekulasi global soal peran Beijing dalam konflik Israel-Iran yang kian memanas.

Dikutip dari The Telegraph, data pelacakan penerbangan menunjukkan ketiga pesawat kargo itu, yang diduga kuat merupakan Boeing 747 berkapasitas angkut militer, menempuh rute tak biasa. 

Baca juga: GBU-57 MOP: Bom Pemusnah Bunker Terdalam Milik AS, Mampukah Hancurkan Situs Nuklir Fordow Iran?

Pesawat melintas dari utara China, menyeberangi Kazakhstan, lalu menuju selatan melalui Uzbekistan dan Turkmenistan sebelum akhirnya menghilang dari radar saat memasuki wilayah udara Iran.

Menariknya, rencana penerbangan menyebutkan tujuan akhir pesawat adalah Luksemburg—namun ketiganya tak pernah mendekati langit Eropa.

Diduga Kirim Bantuan Militer atau Evakuasi Aset Strategis

Jenis pesawat yang digunakan merupakan varian Boeing 747 kargo, umumnya digunakan untuk pengiriman alat berat, senjata militer, atau barang sensitif kontrak pemerintah.

“Penerbangan ini menjadi sinyal kuat bahwa China sedang bergerak untuk menjaga stabilitas Iran atau setidaknya mendukung sekutu lamanya itu secara diam-diam,” ujar Andrea Ghiselli, dosen Universitas Exeter spesialis hubungan China–Timur Tengah.

Ghiselli menambahkan, kerja sama strategis antara China dan Iran tidak hanya terbatas pada ekonomi dan energi, tetapi juga solidaritas melawan dominasi global Amerika Serikat. 

Iran sendiri merupakan pemasok energi penting bagi China, dengan ekspor sekitar dua juta barel minyak per hari ke Negeri Tirai Bambu.

China Tak Mau Rezim Iran Runtuh

“Keruntuhan rezim Iran akan mengguncang kawasan dan mengancam pasokan energi China,” jelas Ghiselli.

Hal senada diungkapkan Robert Greenway, Direktur Pusat Warisan Pertahanan Nasional Amerika Serikat. 

Menurutnya, lebih dari 45 persen pasokan gas dan bahan bakar China berasal dari Timur Tengah, termasuk Iran, yang kerap menjual minyak di bawah harga pasar akibat sanksi internasional.

“China senang membeli minyak murah dan itulah yang menopang ambisi ekonominya, juga militer,” kata Greenway kepada Fox News.

Meski kecil kemungkinan China terang-terangan mengirim senjata, Greenway menilai misi penerbangan ini bisa jadi untuk mengamankan aset strategis atau evakuasi personel penting Iran ke lokasi aman di tengah eskalasi konflik.

“Bisa jadi hanya sebatas dukungan logistik. Namun ini sudah cukup mengirim sinyal kuat bahwa China tidak tinggal diam,” pungkasnya.