Harga Cabai Melonjak Jelang Idul Adha, Cabai Layu Pun Diburu Pembeli

Penulis: mildaniati
Editor: Glery Lazuardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sembako di Pasar Induk Rau Kota Serang

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati

TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Pembeli di Pasar Rau memilih membeli cabai yang layu dan dicampur dengan cabai lain.

Itu dilakukan lantaran harga cabai yang melambung tinggi.

Bahkan pembeli terpaksa menurunkan harga cabai yang sudah layu pada pembeli.

Piah pedagang sembako di Pasar Induk Rau Kota Serang mengaku, tidak memiliki pilihan lain selain menurunkan harga cabai yang sudah layu.

"Ada juga yang beli cabai yang sudah layu, mau gimana lagi kalau engga dijual rugi," ujarnya saat ditemui di pasar, Rabu (8/6/2022).

Harga cabai setan berwarna merah harganya Rp 100 ribu rupiah perkilogram, disusul dengan harga cabai rawit hijau.

Saat ini, Piah hanya menjual sayuran, cabai tewe, cabai keriting dan cabai putih.

Kekurangan cabai putih adalah kurang pedas.

Pembeli mengurungkan niatnya saat setok yang disebutkan adalah cabai putih.

Sementara itu, cabai setan yang ada di kios Asep hanya tersisa setengah kilogram saja.

Asep menyampaikan kenaikan terjadi sejak 5 hari yang lalu.

Pembeli langganan Asep kebanyakan mengurangi jumlah pembelian cabai.

"Ada yang ngurangin dan engga, bisa naik terus kalo lebaran haji," tuturnya.

Asepun pun terpaksa mengurangi setok cabai.

Dia hanya menyetok 5 kilogram cabai perhari.

"Biasa beli 10 kilo, sekarangmah jadi 5 kilo," katanya.

Asep berharap agar ke depan harga cabai normal.

Sementara itu, pembeli bernama Budi terpaksa membeli setengah kilo cabai untuk pelengkap jualan baksonya.

Biasanya Budi membeli 2,5 kilogram bakso, namun, saat harga cabai naik, dia hanya membeli setengah kikogram cabai saja.

"Biasanya beli 2,5 kg cabe, sekarang hanya beli setengah kilo cabai," ucapnya.

Budi mengaku sudah 3 tahun berjualan bakso.

"Sudah 3 tahun jualan bakso di Ciracas," terangnya.

Baca juga: Harga Cabai Setan di Banten Makin Kesetanan: Rp 100 Ribu per Kg

Baru kali ini Budi merasakan kenaikan yang tidak tepat waktu, lantaran baru saja beres Pandemi Covid-19.

"Baru juga mau pulih dari Pandemi, ini harga bahan pokok udah naik serasa kita belum siap," katanya.

Selama seminggu terakhir, Budi hanya mengambil untung sedikit dari jualan baksonya.

Selebihnya digunakan untuk membeli bahan baku campuran bakso.

"Pada naik harganya, tapi harga bakso seporsi tetep segitu aja," terangnya.

Penjualn bakso lainnya di Pasar Rau Blok B bernama Misran (62), mengaku sudah 40 tahun berjulan bakso sejak Tahun 1977.

Pria asal Solo itu memiliki anak tiga.

Dia tidak memiliki pilihan lain ketika harga bahan pokok naik.

"Mau gimana lagi saya nerima aja, asal jualan lancar, dan barang tersedia," tuturnya.

Walaupun demikian, untungnya berkurang karena harus dialokasikan untuk membeli bahan lainnya yang naik.

"Paling untung berkurang, dan harga tetep normal," katanya.

Harga bakso Misran dijual Rp 13 ribu rupiah perporsi.

"Berapapun dilayani, mau beli Rp 10 ribu juga dilayani, ya mau gimana lagi asalkan habis," tuturnya.

Berita Terkini