Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan
TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Suasana haru menyelimuti halaman asrama sekolah rakyat yang berada di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (15/8/2025).
Tangis para orangtua pecah saat melepas anak-anak mereka untuk memulai pembelajaran dan menjalani hidup di asrama.
Momen itu juga sekaligus menandai dimulainya operasi program sekolah rakyat 33 Tangsel, yang sebelumnya sempat tertunda lantaran sedang proses renovasi.
Baca juga: Sekolah Rakyat 33 Tangsel Resmi Beroperasi Hari Ini, 150 Siswa Jalani MPLS Perdana
Berdasarkan pantauan TribunBanten.com, suana haru mulai terjadi ketika para siswa dipanggil oleh petugas untuk memasuki gedung asrama.
Di momen itu, siswa dan orangtua yang semula bergandengan tangan, mendadak langsung berpelukan dan saling melempar tangis seraya berpesan agar sang anak betah menjalani pembelajaran dan menetap tinggal di asrama.
Tidak hanya siswa perempuan, para siswa laki-laki pun tak luput dari momen haru tersebut.
Menurut orangtua siswa asal Pandeglang, Sadil (58 tahun), dirinya sedih lantaran harus berpisah dengan sang anak untuk pertama kalinya.
"Sebenarnya senang anak saya bisa sekolah gratis di sini, tapi tetap aja sedih karena dia selama ini belum pernah jauh dari saya, apalagi dia anak perempuan kan," ujarnya kepada TribunBanten.com.
Dirinya pun mengaku, telah memberikan pesan kepada sang anak agar belajar dengan serius dan giat.
"Tadi saya sampaikan ke anak supaya betah, dan serius belajarnya biar bisa mencapai cita-cita," ucapnya.
Rasa bangga bercampur haru juga terlihat di wajah orang tua lainnya.
Meski bangga anaknya terpilih sebagai peserta didik sekolah rakyat, namun rasa sedih karena harus berpisah tempat tinggal dengan sang anak tidak bisa terelakkan.
"Dibilang bangga ya bangga, tapi ada sedihnya juga karena harus berjauhan sama anak," kata Wali Murid Asal Serang, Subhan.
Ia mengatkan, anaknya memiliki cita-cita sebagai dokter. Sehingga ia berharap, dengan mengikuti program sekolah rakyat tersebut cita-cita anaknya bisa tercapai.
"Karena kalau biayanya saya sendiri itu berat pak, karena selama ini penghasilan cuma cukup buat kebutuhan sehari-hari aja," ucapnya.
Diketahui, program sekolah rakyat 33 Tangsel ini diikuti oleh 150 siswa yang berasal dari 7 kabupaten dan kota di Banten, yaitu Kota Tangsel, Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Tangerang.
Para siswa yang bersekolah di sekolah rakyat 33 Tangsel ini, merupakan keluarga penerima manfaat yang tergolong sebagai masyarakat miskin ekstreme di desil 1 dan desil 2.