Kasus Korupsi

KPK Sita 15 Mobil Milik Anggota DPR Satori Tersangka Korupsi CSR BI-OJK

KPK menyita 15 unit mobil milik anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Satori, tersangka korupsi dana CSR Bank Indonesia dan OJK

Editor: Ahmad Haris
Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama
MOBIL SATORI — KPK menyita 15 mobil milik anggota DPR RI Satori atas kasus dugaan korupsi dan pencucian uang terkait dana program sosial Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (HO/KPK)  

TRIBUNBANTEN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyita 15 unit mobil, milik anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Satori.

Diketahui, Satori telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dan pencucian uang, terkait dana program sosial Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Penyitaan aset tersebut dilakukan di beberapa lokasi di Cirebon, Jawa Barat, sejak Senin (1/9/2025) hingga hari ini, Selasa (2/9/2025). 

Baca juga: KPK Sita Aset Senilai Rp1 Triliun di Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji, Ini Daftarnya

Sebagian kendaraan disita dari sebuah showroom mobil bernama Berkah Motor 2, yang diduga terafiliasi dengan Satori.

"Bahwa sejak hari kemarin dan hari ini, penyidik telah melakukan penyitaan terhadap 15 kendaraan roda empat berbagai jenis milik Saudara S [Satori]," ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangannya pada Selasa (2/9/2025).

Budi memerinci, belasan mobil yang disita terdiri dari beragam merek, antara lain 3 unit Toyota Fortuner, 2 unit Mitsubishi Pajero, 1 unit Toyota Camry, 2 unit Honda Brio, 3 unit Toyota Kijang Innova, 1 unit Toyota Yaris, 1 unit Mitsubishi Xpander, 1 unit Honda HRV, dan 1 unit Toyota Alphard.

"Penyitaan dilakukan di beberapa lokasi [di Cirebon], sebagian dari showroom yang telah dipindahkan ke tempat lain," tambah Budi.

Penyitaan ini merupakan bagian dari upaya KPK untuk menelusuri aset hasil kejahatan guna memaksimalkan pengembalian kerugian negara (asset recovery).

Mangkir dari Panggilan Pemeriksaan

Pada hari yang sama dengan dilakukannya penyitaan, KPK sebenarnya telah menjadwalkan pemeriksaan bagi Satori dan tersangka lainnya, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Gerindra, Heri Gunawan. 

Namun, berdasarkan informasi, keduanya tidak memenuhi panggilan penyidik alias mangkir.

Padahal, pemeriksaan ini merupakan tindak lanjut setelah keduanya resmi diumumkan sebagai tersangka pada 7 Agustus 2025 lalu dalam kasus korupsi program sosial BI-OJK periode 2020–2023.

Konstruksi Perkara

Dalam konstruksi perkaranya, Satori dan Heri Gunawan diduga memanfaatkan jabatan mereka sebagai anggota Komisi XI DPR RI periode 2019–2024 untuk memengaruhi persetujuan anggaran BI dan OJK

Sebagai imbalannya, mereka diduga mendapatkan alokasi dana program sosial yang disalurkan melalui yayasan-yayasan yang terafiliasi dengan rumah aspirasi mereka.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved