Kisah Haru Pasutri di Jepara, Raih Buah Hati Lewat Bayi Tabung Setelah 11 Tahun Penantian
Kisah haru dialami pasangan suami istri Ulin Nikmah (42), dan Ahmad Rifqi (45) asal Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.
TRIBUNBANTEN.COM - Kisah haru dialami pasangan suami istri Ulin Nikmah (42), dan Ahmad Rifqi (45) asal Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.
Setelah penantian 11 tahun menikah, pasutri ini akhirnya memperoleh anak melalui program bayi tabung di SMC RS Telogorejo, Kota Semarang.
Bayi tabung, atau In Vitro Fertilization (IVF), adalah salah satu metode teknologi reproduksi berbantu yang paling umum. Secara harfiah, "in vitro" berarti "di dalam kaca," merujuk pada proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh manusia, yaitu di laboratorium.
Baca juga: Kisah Eti Suryani, Penjual Nasi Pecel Khas Magetan di Tangerang Raup Belasan Juta Rupiah Per Bulan
Melansir dari Tribun Jateng, Pasangan suami istri itu telah mencoba di beberapa rumah sakit lainnya.
Mulai dari pertama saat pernikahan berjalan satu sampai dua tahun ketika belum memilik buah hati.
Telah mencoba periksa di rumah sakit Hermina.
Namun waktu pertama kali periksa, hanya Nulil atau sang istri saja yang mencoba memeriksakan diri.
Setelah mendapatkan pemeriksaan, Ulin mendapatkan penanganan dan disarankan untuk berhubungan dengan suaminya sesuai dengan anjuran dokter.
Seusai mengikuti intruksi itu, Nulil dan Rifqi belum juga mendapatkan hasil.
"2 tahun belum hamil, pertama periksa di Hermina saya saja itu di nyatakan PCO sama retro di kasih jadwal berhubungan di terapi visio setahun, merasa capek setiap bulan," kata Ulin kepada Tribunjateng, Minggu (14/9/2025).
Merasa sudah cukup jenuh, Rifqi memiliki inisiatif untuk mencoba memeriksaan dirinya juga lantaran belum mendapatkan hasil cukup memuaskan.
"Tes sperma mandiri suami itu kebetulan saya posisi tidak dalam progam dokter siapapun, suami hanya ingin tahu itu periksa di Prodia Jepara," ucapnya.
Seusai diperiksa suaminya, ternyata terdapat jumlah sel sperma kurang dan geraknya tidak maksimal.
"Setalah periksa spermanya asteno terato, jumlah kurang morfologinya sama geraknya tidak bagus kayak lari di tempat produksinya hanya 50 persen saja," tuturnya.
Mendapati hasil itu, Rifqi memilih untuk jalan alternatif karena yang disarankan dokter waktu itu harus operasi.
"Saya diperiksa di Mardirahayu, ferikotel bisa di operasi saya takut dan dilarang orang tua.Tidak jadi," ucapnya.
Rifqi dan Ulin akhirnya memutuskan untuk mencoba memperiksakan diri kembali ke RS Sultan Agung yang kebetulan ada periksaan secara bersamaan antara suami dan istri.
"Saya dan suami coba ke RS Sultan agung, kebetulan disana cewek dan cowok periksa bersama, akhir ketawan disana saya juga hidroseltik, harus di operasi dikasih hormon dan terapi obat," tuturnya.
Seusai mendapatkan permeriksaan di RS Sultan Agung, pasang suami istri itu disarankan untuk menemuh jalur bayi tabung supaya mendapatkan buah hati.
Mendapatkan saran itu, pasang suami itu langsung mencari refrensi rumah sakit hingga di Jakarta.
"Saya survei sampai ke Jakarta saya awalanya tidak tahu kalau di telogorejo ada klinik bayi tabung. Sampai lima rumah sakit sudah saya kunjungi," ujarnya.
Setalah sudah mulai menentukan satu di antara rumah sakit di Jakarta, seketika Ulin mendapatkan pesan singkat melalui Whatsapps jika di Rumah Sakit Telogorejo ada program bayi tabung.
Ia memutuskan untuk mengikuti seminar terlebih dahulu.
"Survei di Jakarta, sudah menentukan tiba tiba ada wa blast ada seminar Telogorejo ada kami coba, ikut seminar habis itu saya mantab di Telogorejo aja tapi suami mantab ke Jakarta," ungkapnya.
Dengan penuh pertimbangan yang cukup panjang, akhirnya pasangan suami asal Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara memutuskan mengambil program di Telogorejo Semarang.
Seusai mengikuti bayi tabung di Telogorejo, pada tahun 2022 akhirnya Nulil dan Rifqi diberikan buah hati.
"Tahun 2020 akhir terus ambil panen telurnya embrio transfer karena gagal ngulang 2021, alhamhulilah anakku lahir di 2022, waktu itu Sel telur diambil 11 yang jadi embrio 6 pertama ditanam 2 gagal, akhirnya embrio transfer di tanam 1 jadi Amira. Satu setengah tahun tanam lagi satu lagi gagal," ungkapnya.
Baca juga: Sosok Sahin, Bocah yang Viral Dukung Persib di Depan Pramono Anung, Gubernur Jakarta Gagal Membujuk
Setelah mendapatkan buah hati, Ulin dan Rifqi kedepannya akan kembali mengambil program bayi tabung di Telogorejo.
"Total empat kali ini, masih ada dua rencana langsung di tanam langsung karena yang satu kualitasnya jelek," tuturnya.
Ulin dan Rifqi sangat senang dengan pelayanan yang di berikan SMC RS Telogorejo, Kota Semarang.
"Enak banget di Telogorejo, karena sisi humanis kami kesana tidak ada kesan eklusif, Jadi memang enak komunikasi gampang," ucapnya.
Fertilitas Modern
Di sisi lain, dr R Arie Sutanto Spesialis Obstetri Ginekologi Konziltan, Endokrinologi Reproduksi menyampaikan seminar IVF Jepara 2025 dengan tema “Berbagi Harapan dengan Bayi Tabung”, sebagai bentuk edukasi dan dukungan kepada masyarakat, khususnya pasangan yang tengah berjuang mendapatkan keturunan melalui program fertilitas modern.
"Kami ingin melakukan edukasi, sharing pengetahuan di harapkan masyarakat awam bisa memiliki pemahaman yang lebih terhadap kasus probabilitas," kata Arie.
Menurutnya kegiataan yang berlangsung di Kabupaten Jepara ini lebih fokus memberikan pemahaman jika permasalahan kesulitan memiliki buah hati bisa di carikan solusinya.
Telogorejo Fertility Center merupakan pusat layanan fertilitas yang berkomitmen membantu pasangan suami istri mewujudkan impian memiliki buah hati.
Dengan tenaga medis berpengalaman, fasilitas modern, dan pendekatan personal, Telogorejo Fertility Center terus menghadirkan inovasi serta harapan baru bagi pasangan yang mengalami tantangan kesuburan.
"Jangan sampai terlambat, satu satu faktor penting umur, pasien datang itu umur 40 lebih baru tahu ternyata bisa promil.Kalau promil jangan ditunda terlalu lama," ungkapnya.
Ia meminta kepada masyarakat yang sudah menikah selama satu tahun, namun tidak memiliki keturunan bisa langsung diperiksaan ke dokter.
"Gambaran satu tahun menikah selalu berhubungan tapi belum mendapatkan anak harus perlu konsultasi.Faktor banyak umum, macam macam laki atau perempuan," ucapnya.
Senada dengan hal itu, dr Andrian Spesialis Andrologi menyampaikan jika permasalahan keturunan tidak selalu kepada ke perempuan saja melain laki - laki juga sangat mempengaruhi.
Ia meminta kepada para lelaki juga bisa aktif memeriksakan sel sperma yang dimiliki.
"Peran pentingnya sperma, kami harus lihat awal produksinya.Apakah organ produksi spermanya bagus atau tidak apakah produksi sperma bagus atau akhirnya kepada hubungan seksual baik atau tidak, kan banyak yang malu berobat, sebenaranya tetap bisa ditangani," ucapnya.
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup yang sehat dan rajin berolahraga lantaran itu juga sangat mempengaruhi.
"Pola hidup yang sehat sangat mempengaruh sel sperma yang bagus," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
Kronologi Pasutri di Karanganyar Tewas Usai Motor Terjun ke Jurang Berjo : Korban Baru Pulang Arisan |
![]() |
---|
Total Dana Desa 2025 Jepara Rp213 M, 20 Desa Dapat Lebih dari 1 Miliar, Salah Satunya Desa Sidigede |
![]() |
---|
Sebanyak 211.000 Pasutri di Kabupaten Pandeglang Belum Punya Buku Nikah, Kok Bisa? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Parah Banget! Sejoli Suami Istri di Riau Ini Aniaya Bayi 2 Tahun hingga Tewas |
![]() |
---|
Pasangan Suami Istri Indonesia-Jepang Ini Kompak Dukung Skuad Garuda Hadapi Samurai Biru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.