Tragedi Ambruknya Musala di Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana dengan Korban Tewas Terbesar di 2025

Tragedi ambruknya musala empat lantai di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, merupakan bencana dengan jumlah korban paling besar di sepanjang tahun 2025.

Editor: Ahmad Haris
Dok. BNPB 
OPERASI PENYELAMATAN - Operasi penyelamatan korban di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup, Selasa (7/10/2025). Tragedi ambruknya musala empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur yang terjadi pada Senin, 29 September 2025 merupakan bencana dengan jumlah korban paling besar di sepanjang tahun 2025.  

Dalam kesempatan itu, Syafii menyempaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang sejak tanggal 29 Sepetember kemarin ikut terlibat dalam semua proses pencarian dan pertolongan.

Menurutnya semua proses telah berjalan baik dan terukur sebagaimana ketentuan yang ada. Tentang adanya kesan lambat, disebutnya bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kendala.

Diantaranya adalah akses masuk alat berat yang terbilang sempit, area yang terbatas untuk manuver alat berat, dan beberapa hal lain.

“Kita juga melakukan dengan penuh kehati-hatian. Utamanya ketika masih diketahui ada korban hidup di bawah reruntuhan. Kita berupaya maksimal untuk menyelamatkan mereka,” lanjutnya.

Selain itu pencarian dan penyelamatan korban juga dinyatakan sudah selesai. Dan saat ini fokus berikutnya adalah Jatim. 

“Per hari Selasa ini fokus penanganan di RS. Bhayangkara Polda Jatim bersama Tim DVI. Pendampingan psikologis dan spiritual sangat penting agar para santri bisa pulih dari trauma. Ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.

Khofifah mengatakan menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban baik sebagai pribadi maupun pemerintah.

Khofifah pun tak lelah serta tetap setia dan penuh kesabaran mendampingi serta menenangkan para orang tua dan keluarga korban dalam pengumpulan data di Ruang Ante Mortem (AM) di RS Bhayangkara Surabaya. 

Gubernur Khofifah tak segan langsung menemui para keluarga korban yang berada di ruang tunggu keluarga.  

Tak hanya memberikan penguatan moral, Gubernur Khofifah juga turut membantu menghubungi keluarga korban lain yang berada di Bangkalan agar dapat segera datang ke Surabaya untuk proses pencocokan data Ante Mortem.

“Proses identifikasi masih terus dilakukan secara teliti dan hati-hati oleh tim DVI dengan mencocokan  data Ante Mortem (AM) dan Post Mortem (PM) serta DNA,” ungkapnya.

Kinerja Tim DVI bersama tim Ante Mortem dan Post Mortem, menurut Khofifah sungguh luar biasa. Mereka bekerja keras 24 jam nonstop melakukan kerja maraton dan profesional dan sangat proaktif. Koordinasi demi koordinasi dilakukan secara intens.

SUMBER: TRIBUNNEWS

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved