Pendukung Jokowi, Diana Murni Payapo Tiba-tiba Minta Prabowo Beri Amnesti ke Silfester Matutina

Diana Murni Payapo meminta Presiden Prabowo memberikan amnesti ke terpidana kasus fitnah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Silfester Matutina.

Editor: Ahmad Haris
Tangkap layar KompasTV
DIANA MINTA AMNESTI - Pendukung Jokowi, Diana Murni Payapo, saat berbicara dengan awak media, Rabu (8/10/2025). Diana mendesak Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti terhadap Silfester Matutina. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pendukung mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Diana Murni Payapo, meminta Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti kepada terpidana kasus pencemaran nama baik dan fitnah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Silfester Matutina.

Diana Murni Payapo sempat menjadi perbincangan publik karena mengaku akan melakukan aksi demo sambil buka baju karena Mabes Polri tak kunjung menyelesaikan kasus ijazah Jokowi.

Diana mengaku senang atas pernyataannya yang viral tersebut ia dapat diundang ke acara stasiun televisi dan berdebat dengan Roy Suryo dan kawan-kawan.

Baca juga: Pimpinan Komisi III DPR RI Minta Jaksa Segera Tangkap dan Penjarakan Silfester Matutina

"Aku sangat bahagia di sini karena dengan pernyataan saya akhirnya saya bisa hadir di sini untuk berhadapan langsung dengan para pembohong ini (Roy Suryo cs). Senang banget saya," kata Diana, dikutip dari tayangan kanal YouTube Official iNews, Selasa (14/10/2025).

"Saya bahagia walaupun saya mau diserang dengan apa pun, mental saya sudah saya siapkan," sambungnya.

Diana lantas berbicara mengenai kasus yang menjerat Silfester Matutina yang juga relawan Jokowi.

Ia meminta Prabowo untuk memberikan amnesti kepada Ketua Umum Relawan Solidaritas Merah Putih itu.

Amnesti adalah pengampunan atau penghapusan hukuman yang diberikan oleh Presiden kepada seseorang yang telah melakukan tindak pidana tertentu.

Bukan tanpa alasan, Diana Murni Payapo meminta hal tersebut karena sahabatnya itu tidak pernah mengadu domba masyarakat.

Selain itu, ia mengklaim dulu juga telah berjuang memenangkan Prabowo Subianto menjadi presiden.

"Saya minta, untuk masalah kasus Silfester, saya minta kepada Presiden, yang kemarin saya berjuang memilih bapak Presiden, untuk harus memberi amnesti kepada bapak Silfester," ujarnya.

"Kenapa? Bapak Silfester tidak pernah mengadu domba antar anak bangsa, tetapi mereka (Roy Suryo cs) ini mengadu domba antar anak bangsa," lanjutnya.

Menurut Diana, Roy Suryo dan kawan-kawan telah memecah belah bangsa karena menuduh ijazah Jokowi palsu.

"Ada anak bangsa yang mendukung ijazah palsu, ada yang tidak mendukung, tidak percaya. Dan ada anak bangsa yang diam saja pura-pura tidak tahu, nah mereka (Roy Suryo cs) ini berkepanjangan dari TV ke TV untuk menyampaikan hal-hal yang tidak benar. Bagaimana rakyat harus percaya?" tutur Diana.

Sebelumnya, relawan Jokowi, Silfester Matutina dilaporkan kuasa hukum Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla ke Bareskrim Polri pada Mei 2017.

Sylvester dianggap melontarkan fitnah dan pencemaran nama baik terhadap Jusuf Kalla atas orasinya. 

Namun, Sylvester menganggap ucapannya itu tak bermaksud memfitnah Kalla.
 
"Saya merasa tidak memfitnah JK, tapi adalah bentuk anak bangsa menyikapi masalah bangsa kita," ujar Sylvester dikutip dari Kompas.com, Senin (29/5/2017).

Dua tahun berselang atau pada 2019, Silfester divonis 1,5 tahun penjara atas kasus tersebut.

Namun, sampai saat ini Silfester belum menjalani vonis hukumannya yang diterimanya.

Sosok Diana Murni Payapo

Diana Murni Payapo merupakan Ketua Persatuan Perempuan Peduli Pancasila (P4).

P4 adalah organisasi yang aktif menyuarakan dukungan terhadap nilai-nilai Pancasila dan pemerintahan Presiden Jokowi.

P4 juga aktif menyuarakan semangat persatuan dan nasionalisme, terutama dalam momen-momen penting seperti Hari Kesaktian Pancasila.

Belakangan ini, P4 menjadi sorotan karena rencana aksi demonstrasi yang kontroversial, hanya pakai bra dan celana dalam.

Aksi tak biasa ini merupakan simbol protes terhadap lambatnya penanganan hukum terhadap Roy Suryo dan rekan-rekannya yang menuding ijazah Jokowi palsu. 

Aksi tersebut dikomandoi oleh Diana Murni Payapo.

Diana sempat viral mengeluarkan ultimatum, akan mengerahkan 500 perempuan untuk turun ke Mabes Polri dengan hanya mengenakan bra dan celana dalam. 

Menurut Diana, aksi ini merupakan bentuk protes karena pihaknya merasa kecewa Jokowi terus-menerus dirundung di media sosial tanpa ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum. 

"Jadi, kalau bisa Mabes Polri cepat menyelesaikan ini, kalau tidak saya organisasi perempuan, kita lima ratus perempuan berencana akan turun memakai BH (Breast Holder) dan celana dalam untuk Mabes Polri. Kita marah karena Pak Jokowi tiap hari di-bully," kata Diana dalam sebuah konferensi pers, sebagaimana dikutip dari unggahan di akun media sosial Instagram, @kata_hati165 pada Minggu (5/10/2025) lalu.

Namun, beberapa hari setelah peringatan soal aksi mengerahkan perempuan dengan hanya memakai dalaman, Diana memberikan klarifikasi.

Ia mengaku bahwa seruan demo memakai Bra dan celana dalam ini hanya sekadar spontanitas.

Pasalnya, dirinya selaku pendukung Jokowi merasa kesal karena Roy Suryo cs belum jadi tersangka dan menilai penanganan polisi terhadap laporan Jokowi berjalan lambat.

"Kemarin itu, spontanitas atas sakit hati kita yang kesal, karena polisi sampai saat ini belum menetapkan status hukum terhadap Roy Suryo cs," kata Diana, Rabu (8/10/2025), dikutip dari tayangan KompasTV.

Baca juga: Ketahuan Tidak Dihukum Meski Sudah Divonis, Relawan Jokowi, Silfester Matutina Tiba-tiba Ajukan PK

"Padahal kan sudah tingkat penyidikan, biasanya itu kan cepat status hukumnya, tapi ini kok lambat sekali," jelasnya.

Ia menilai bahwa polemik dugaan ijazah palsu Jokowi memicu perpecahan di tengah masyarakat, khususnya di media sosial.

"Karena lambat, di sosmed itu tiap hari terjadi perpecahan saling serang-menyerang, saling caci maki, gara-gara masalah ijazah itu. Makanya saya jengkel itu," sambungnya.

SUMBER: TRIBUNNEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved