Sering Dibuat Meme, Bahlil Ngaku Terbiasa Dihina sejak Kecil: Kemuliaan Tak Ditentukan oleh Rupa

Menteri ESDM sekaligus Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial.

Editor: Ahmad Haris
Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Bahlil - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia seusai dipanggil Presiden Prabowo Subianto di Rumah Kertanegara IV, Jakarta pada Minggu (19/10/2025) sore. Bahlil Lahadalia menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial.  

TRIBUNBANTEN.COM - Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial.

Meme dan ejekan tersebut membuat Organisasi sayap Partai Golkar, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), melaporkan sejumlah akun media sosial ke Polda Metro Jaya karena mengunggah meme yang dianggap menyerang Ketua Umum mereka, Bahlil Lahadalia.

AMPG melaporkan pembuat meme tentang Bahlil Lahadalia ke Polda Metro Jaya, yakni karena mereka menganggap meme tersebut sebagai bentuk penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Ketua Umum Partai Golkar itu.

Baca juga: Sayap Partai Golkar Polisikan Pembuat Meme Bahlil Lahadalia​: Dianggap Rendahkan Martabat

Adapun dalam konteks modern, meme merujuk pada gambar, video, teks, atau konsep yang menyebar cepat di internet dan sering dimodifikasi untuk menyampaikan humor, kritik sosial, atau pesan tertentu.

Wakil Ketua Umum AMPG, Sedek Bahta, menyampaikan ihwal laporan ini akibat pemilik akun media sosial yang tidak disebutkan namanya telah merendahkan martabat Bahlil Lahadalia.

"Kami melaporkan beberapa akun media sosial yang secara terstruktur dan masif belakangan ini menyerang pribadi, marwah, dan martabat Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia," ujar Sedek di Polda Metro Jaya, Senin (20/10/2025).

Sedek membawa sejumlah barang bukti berupa tangkapan layar konten yang menyerang Bahlil.

Para pemilik akun tersebut disangkakan melanggar Pasal 27 dan 28 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), serta Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik dan penghinaan.

Pihaknya juga sudah memberikan somasi sebelum membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

"Sebelum kami melakukan laporan ini, terhadap konten-konten itu kami sudah melakukan somasi, beberapa akun yang kooperatif dan sudah men-take down unggahannya," katanya.

Namun, masih ada beberapa akun yang belum menarik gambar meme tersebut.

Menurutnya, ada lima hingga tujuh akun yang dilaporkan dalam tahap awal ini.

Jumlah itu masih bisa bertambah, sebab AMPG masih menelusuri akun-akun lain yang turut menyebarkan konten serupa.

"Ada yang menulis 'wudhu pakai bensin', ada yang melempar jumrah dengan batu bara, ada juga yang membenarkan penyerangan secara fisik terhadap beliau," jelas Sedek.

Sementara itu, mengenai meme tentang dirinya, Bahlil Lahadalia telah memberikan tanggapannya.

Lantas, apa saja respons Bahlil?

Terbiasa Dihina sejak Kecil

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menanggapi santai maraknya meme dan ejekan yang menyinggung dirinya di media sosial.

Bahlil mengaku sudah terbiasa menerima hinaan sejak kecil.

“Saya jujur mengatakan begini ya, kalau meme ke pribadi saya, yang sudah mengarah ke pribadi, saya itu memang sudah biasa dihina sejak masih kecil."

"Karena saya kan bukan anak pejabat, saya kan anak orang dari kampung. Ibu saya kan memang hanya buruh cuci di rumah orang. Ayah saya buruh bangunan."

"Jadi hinaan itu terjadi sejak saya SD, masih kecil. Jadi menurut saya itu enggak apa-apalah,” ungkap Bahlil Lahadalia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Mengarah ke Rasis

Bahlil menyebut, kritik seharusnya diarahkan pada kebijakan, bukan pada fisik, ras, atau latar belakang pribadi seseorang.

Sehingga, ia menilai sebagian meme tentang dirinya yang beredar di media sosial sudah cenderung rasis.

Misalnya, meme hinaan terhadap tubuhnya yang kecil dan warna kulit badannya yang hitam.

Menurut Bahlil, hinaan terhadap pribadinya dan pelecehan berbasis ras tidak mencerminkan nilai-nilai kebangsaan.

“Sebenarnya kalau kritisi kebijakan itu enggak apa-apa. Tapi kalau sudah pribadi, sudah mengarah ke rasis, itu menurut saya enggak bagus lah,” jelasnya.

Menteri ESDM itu juga menyindir perilaku publik yang menilai seseorang dari penampilan fisiknya.

Baginya, orang yang berpenampilan menarik belum tentu memiliki kecerdasan pikiran. 

“Belum tentu orang ganteng itu cerdas pikirannya. Belum tentu orang yang tidak sempurna tubuhnya itu jelek pikirannya,” tambah Bahlil.

Kemuliaan Tak Ditentukan oleh Rupa

Bahlil mengatakan, ukuran kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh rupa.

Akan tetapi, kata dia, kemuliaan hanya bisa diukur oleh moral dan tindakan yang baik.

“Yang bisa membedakan kemuliaan orang, manusia di muka bumi, hanyalah dia dengan Tuhan."

"Kita enggak boleh menilai, melebihi batas kemampuan kita. Biarlah Allah yang akan melakukan itu semua,” paparnya.

SUMBER: TRIBUNNEWS

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved