Hey Milenial, Ini Tip Belva Buat yang Kesepian karena Social Distancing

Jadi kita harus aware, harus tahu peran kita sendiri untuk menghentikan penyebarannya, yaitu dengan jaga jarak

Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris 

TRIBUNBANTEN.COM - Kaum milenial cukup sulit dalam menerapkan social distancing karena memiliki kebutuhan yang tinggi untuk berinteraksi dengan orang lain.

Bahkan, mereka berpotensi mengalami gangguan mental, seperti kesepian hingga depresi.

Staf Khusus Presiden Adamas Belva Syah Devara mengatakan tidak ada social distancing saja, generasi milenial paling terpapar mental health.

"Problemnya depresi, merasa kesepian, dan lain-lain," kata Belva di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (23/3/2020). 

Belva berharap kaum milenial mengubah pola pikir. 

Tidak bertatap muka dan berinteraksi langsung dengan orang lain bukan sebuah persoalan yang substansif dalam kehidupan sosial.

Kaum milenial harus paham, bahwa inti hubungan antarpersonal itu tidak hanya berinteraksi secara fisik.

Semua bisa digantikan sementara dengan teknologi informasi yang kian canggih.

"Bisa dilakukan juga adalah ketika kita semua ada di rumah masing-masing, mungkin diganti jadi physical distancing. Karena kita tetap harus berkumpul sebagai makhluk sosial," kata Belva.

Salah satu bentuk interaksi nonfisik yang dapat dilakukan adalah menggelar konferensi video dengan para sahabat.

Melalui itu, kaum milenial tetap dapat mencurahkan isi hati, sekadar mengobrol, dan yang paling relevan dilakukan di tengah pandemi virus corona ini adalah saling menyemangati satu sama lain.

"Itu penting sekali karena ada health impact," kata dia.

Belva menambahkan, potensi tertinggi penularan virus corona terjadi pada generasi milenial.

Hal itu dilihat dari jumlah populasi dan karakteristiknya. Namun bagi Belva, generasi milenial pula yang dapat membantu memutus rantai penyebaran virus corona di Indonesia.

"Kalau kita hanya fokus mitigasi, itu sangat sulit. Jadi penting adalah fungsi edukasi karena virus ini tidak menyebar sendiri, yang menyebarkan adalah kita semua," ujar Belva.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved