Curhat Ojol di Kota Tangerang Setelah Diizinkan Tarik Penumpang

Para ojol di Kota Tangerang belum bisa menarik penumpang sehingga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari masih sulit

(SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
Driver ojek online 

TRIBUNBANTEN.COM - Kedua mata Ruri tampak memerah. Tubuhnya pun tampak kumal. Dia berusaha menahan kantuk.

Pengendara ojek online (ojol) berusia 41 tahun ini habis mengantarkan penumpang dari Ciledug, Kota Tangerang, menuju Rajeg, Kabupaten Tangerang.

Namun, angkutan penumpang itu bukan berdasarkan aplikasi online seperti biasa.

Alasannya, dia belum bisa menarik penumpang menggunakan aplikasi online karena belum memiliki surat keterangan bebas virus corona.

"Saya angkut penumpang karena kenal saja. Orangnya mau diantar ke Rajeg, kan jauh banget," ujar Ruri di Kawasan Pendidikan Cikokol, Kota Tangerang, Senin (20/7/2020).

Menurut dia, pemerintah telah mengizinkan ojol Kota Tangerang mengangkut penumpang, namun tak semanis kenyataan yang harus dihadapinya.

Pemprov Banten telah melakukan tes usap gratis kepada para ojol di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Jumat (17/7/2020).

Namun, dia belum mengetahui hasil swab test itu.

"Hasil tesnya saja sampai saat ini belum keluar. Malah tesnya terbatas jumlahnya," ucapnya.

Para ojol di Kota Tangerang belum bisa menarik penumpang sehingga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari masih sulit.

"Sudah berbulan-bulan tidak boleh narik penumpang," ucap Ruri.

Pendapatannya pun berkurang hingga 80 persen.

Dia hanya diizinkan mengantar barang atau makanan dan tidak banyak membantu untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya.

"Kasihan istri sama anak. Anak saya dua, yang paling besar SD dan adiknya mau masuk TK," katanya.

Ruri mengaku dalam sehari biasanya mendapatkan penghasilan lebih dari Rp 200.000 jika menarik penumpang.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved