Sempat Tak Berbunyi Saat Dinyalakan, BMKG Jelaskan Alat Pendeteksi Tsunami di Banten Berfungsi
Kepala BMKG Klas I Tangerang, Suwardi, mengatakan tiga alat pendeteksi tsunami dan gempa di Banten dapat berfungsi.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Glery Lazuardi
Laporan Wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, BANTEN - Kepala BMKG Klas I Tangerang, Suwardi, mengatakan tiga alat pendeteksi tsunami dan gempa di Banten dapat berfungsi.
Menurut dia, alat itu selalu dinyalakan setiap tanggal 26. Pada saat penyalaan itu, kata dia, alat sempat tidak berbunyi karena gangguan komunikasi.
"Maka kami melakukan pengecekan berskala ke lokasi. Ternyata memang bunyi dan berfungsi," ujar Suwardi saat dikonfirmasi melalui sambungan seluler, Jumat (2/10/2020).
• Gelombang Tsunami Setinggi 20 Meter Ancam Banten, BMKG Beri Tips Menyelamatkan Diri dari Bencana
• Diskominfo Banten Tepis Isu Hoaks Meletusnya Gunung Anak Krakatau yang Akibatkan Tsunami
Dia menjelaskan, salah satu alat deteksi tsunami yang dicek berada di Panimbang, Kabupaten Serang.
Dia menegaskan tiga alat tersebut dapat berfungsi dan tidak rusak.
"Jadi sebenarnya itu nyangkut yang mengakibatkan tidak menyala," katanya.
Dia menjelaskan, alat pendeteksi tsunami yang ada membutuhkan alat komunikasi, kesinambungan antara server dengan yang berada di Pusdalop BPBD Provinsi ke lokasi sirine.
• BMKG Beri Penjelasan: Potensi Tsunami 20 Meter untuk Dorong Mitigasi, Bukan Picu Kepanikan
• Potensi Tsunami 20 Meter Ancam Pulau Jawa, Bagaimana Kesiapan Banten? Tiga Alat EWS Ternyata Rusak
"Jadi dua-duanya harus bagus dan saling terkoneksi," jelasnya.
Dia menambahkan, pernyataan itu menjawab pemberitaaan sebelumnya, yang mengatakan alat tersebut rusak.