Fenomena La Nina Sedang Berlangsung, 4 Wilayah di Banten Ini Rawan Banjir dan Longsor
La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2 sampai 7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir fenomena la nina tengah berlangsung di wilayah Banten sejak Selasa (20/10/2020) kemarin hingga akhir Desember mendatang.
Kepala Stasiun BMKG Tangerang Selatan, Sukasno menjelaskan dampak dari adanya fenomena la nina menyebabkan intensitas hujan di wilayah Banten semakin meningkat tajam.
Bahkan, terjadi peningkatan curah hujan 20-40 persen dari biasanya.
Mengacu banjir bandang yang terjadi di Lebak pada akhir Desember tahun lalu, saat itu banjar irigasi menunjukkan curah hujan sekitar 210 milimeter selama satu hari.
Padahal, saat banjir bandang dan longsor Lebak itu tidak terjadi la nina.
"Misalnya untuk daerah Pandeglang diperkirakan untuk bulan ini dalam satu bulan hanya 50 milimeter. Nah, itu akumulasinya bisa sampai 40 persen sekarang," ujar Sukasno di kantor BPBD Provinsi Banten, Kota Serang, Rabu (21/10/2020).
La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2 sampai 7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama 2 bulan.
Pada fenomena La Nina yang terjadi adalah pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.
Baca juga: Pemerintah Kota Tangerang Ingatkan Warga untuk Waspada Ancaman Banjir
Baca juga: BMKG: Waspada intensitas Hujan Lebat Yang Akibatkan Banjir serta Longsor di Lebak dan Pandeglang
Baca juga: BPBD Minta Masyarakat Pandeglang Siaga Hadapi Banjir dan Longsor
Sukasno mengatakan pihaknya telah menandai beberapa titik yang rawan bencana banjir dan longsor pada saat terjadi la nina.
Yakni di Pandeglang dan Lebak bagian Barat.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan ada empat wilayah di Banten yang rawan terjadi banjir dan longsor saat la nina terjadi, yakni di Pandeglang, Lebak, Serang dan Cilegon.
Menurutnya, hingga saat ini baik dari BMKG bersama BPBD terus memberikan imbauan ke masyarakat, termasuk melalui pengurus desa, tentang adanya potensi bencana alam.
"Jadi, siap siaga dini harus sudah dilakukan," jelasnya.
Menurut Nana, ancaman banjir dan bencana alam saat la nina tidak hanya berpotensi terjadi di wilayah Banten bagian Selatan, melainkan juga Tangerang Raya.