Hampir Setahun Korban Banjir Bandang Lebak Masih di Pengungsian, Kini Ketakutan saat Hujan Turun

Selain ketakutan, rasa jenuh dan tidak nyaman pun menjadi "makanan" setiap hari para pengungsi karena sudah hampir setahun hidup di lokasi pengungsian

Penulis: Rizki Asdiarman | Editor: Abdul Qodir
Tribunbanten.com/Rizki Asdiarman
Balita menjadi salah seorang pengungsi yang menempati bangunan berdinding dan beratap terpal di Kecamatan Lebak Gedong. Kabupaten Lebak, Selasa (17/11/2020). Saat ini, ada lebih 150 KK menjadi pengungsi korban banjir bandang dan tanah longsor Lebak yang terjadi Januari 2020. 

Laporan wartawan Tribun banten.com, Rizki Asdiarman

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Bangunan berdinding dan beratap terpal dengan rangka bambu seadanya menjadi tempat hidup puluhan Kepala Keluarga (KK) warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong. Kabupaten Lebak.

Mereka merupakan para korban banjir dan longsor Lebak yang terjadi pada Januari 2020 atau hampir setahun lalu.

Mereka menghuni Huntara I di Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong , Kabupaten Lebak, Banten.

Ada empat huntara dengan jumlah penghuni saat ini ini lebih 150 KK korban banjir bandang dan tanah longsor Lebak.

Hanya tanah merah nan berdebu menjadi akses jalan menuju lokasi pengungsian Huntara I. Jalan tersebut menjadi berlumpur saat hujan turun.

Tak banyak kegiatan dilakukan para pengungsi saat berada di bangunan mirip gubuk tempat tinggalnya.

Sebagian hanya duduk di balai bambu sembari bercengkerama. Sementara, ibu-ibu melakukan aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK).

Udin (53), salah seorang pengungsi penghuni Huntara I tampak hanya menatap ke dinding terpal biru tempat tinggalnya.

Ia menuturkan, dirinya dan sebagian besar pengungsi kerap ketakutan kala hujan deras turun disertai angin kencang di wilayahnya.

Ketakutan itu tidak berlebihan mengingat saat ini memasuki musim hujan dan Lebak menjadi wilayah yang diprakirakan BMKG sebagai salah satu wilayah yang hampir setiap hari diprakirakan turun hujan disertai angin kencang.  

"Rasa takut dan cemas pasti selalu ada, apalagi dikala hujan turun dengan lebat dan angin kencang yang serasa memporak porandakan bangunan yang hanya berlapiskan terpal tipis," ujar Udin saat ditemui di Huntara I, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Ditolak RSD Covid-19 Wisma Atlet, Pengungsi Afganistan Hamil Itu Bahagia Dirawat di RLC Tangsel

Pengungsi menempati bangunan berdinding dan beratap terpal dengan rangka bambu seadanya menjadi tempat hidup puluhan Kepala Keluarga (KK) warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong. Kabupaten Lebak, Selasa (17/11/2020). Mereka merupakan para pengungsi korban banjir bandang dan tanah longsor Lebak yang terjadi Januari 2020.
Pengungsi menempati bangunan berdinding dan beratap terpal dengan rangka bambu seadanya menjadi tempat hidup puluhan Kepala Keluarga (KK) warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong. Kabupaten Lebak, Selasa (17/11/2020). Mereka merupakan para pengungsi korban banjir bandang dan tanah longsor Lebak yang terjadi Januari 2020. (Tribunbanten.com/Rizki Asdiarman)

Kecemasan juga dialami beberapa pengungsi lainnya.

Bahkan, Udin menyebut beberapa pengungsi mengkhawatirkan terjadi tanah longsor mengingat lokasi huntara meski berada di dataran tinggi.

Selain ketakutan, rasa jenuh dan tidak nyaman pun menjadi "makanan" setiap hari para pengungsi karena sudah hampir setahun hidup di lokasi pengungsian yang kurang layak.

"Harapan kami semua untuk saat ini, hanya menginginkan kejelasan, kami ini mau diapakan? Apakah didiamkan saja di sini?," ucap Udin.

Setiap hari dirinya mengaku harus bercengkerama dengan dinginnya malam dan panasnya terik matahari, belum lagi nyamuk-nyamuk hutan yang terus menggerayangi di setiap waktu istirahat dikala malam hari.

"Kalau hujan yang sudah pasti dingin, belum lagi kalau panas, itu menyerap hingga ke dalam Hunian, karena hanya berlapis terpal, jadi tidak bisa untuk menahan panas matahari," ucapnya.

Dirinya menyebutkan, sebagian warga korban bencana banjir dan longsor yang menghuni sementara sudah melakukan evakuasi atau pemindahan tempat secara pribadi.

"Sebagiannya sudah ada yang pindah ke rumah saudaranya, karena merasa sudah tidak nyaman untuk berada di sini," jelasnya.

Baca juga: Fenomena La Nina Sedang Berlangsung, 4 Wilayah di Banten Ini Rawan Banjir dan Longsor

Pengungsi menempati bangunan berdinding dan beratap terpal dengan rangka bambu seadanya menjadi tempat hidup puluhan Kepala Keluarga (KK) warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong. Kabupaten Lebak, Selasa (17/11/2020). Mereka merupakan para pengungsi korban banjir bandang dan tanah longsor Lebak yang terjadi Januari 2020.
Pengungsi menempati bangunan berdinding dan beratap terpal dengan rangka bambu seadanya menjadi tempat hidup puluhan Kepala Keluarga (KK) warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong. Kabupaten Lebak, Selasa (17/11/2020). Mereka merupakan para pengungsi korban banjir bandang dan tanah longsor Lebak yang terjadi Januari 2020. (Tribunbanten.com/Rizki Asdiarman)

Dari data Kartu Keluarga Hunian Sementara kampung Cigondang Desa Banjarsari Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak berjumlah 154 dengan dibagi antara Huntara satu hingga empat.

Huntara I semula terdiri 35 KK dan saat ini tinggal 24 KK, Huntara II semula sebanyak 82 KK tinggal 59 KK, Huntara III semula 42 KK tinggal 39 KK dan Huntara IV tetap 32 KK.

Terkait bantuan, dirinya menyebutkan, selama menjadi pengungsi di Huntara warga korban bencana banjir badang masih mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, mulai pemerintah daerah dan steak holder di sini.

"Dan belakangan ini ada bantuan dari Bupati dan Polres Lebak, yang memberikan sembako dan terpal," jelasnya.

Bantuan Wabup Lebak dan Polres Lebak Untuk Warga Terdampak Bencana Banjir Bandang

Pada Jumat (13/11/2020), Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi bersama dengan Kapolres Lebak, AKBP Ade Mulyana menyalurkan bantuan sembilan bahan pokok atau sembako bagi masyarakat yang terdampak bencana alam pada awal tahun 2020 di Kecamatan Lebak Gedong.

Penyaluran bantuan sembako itu sebanyak 340 paket dan terpal untuk lapisan tenda warga serta pelayanan kesehatan.

Penyaluran bantuan paket sembako itu secara langsung dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga yang mengalami musibah banjir bandang dan longsor awal tahun 2020.

Peristiwa Banjir Dan Longsor Melanda Lebak Pada Awal Tahun 2020

Sejumlah bangunan rusak akibat diterjang banjir bandang di Desa Sajira, Lebak, Banten.
Sejumlah bangunan rusak akibat diterjang banjir bandang di Desa Sajira, Lebak, Banten. (ANTARA/M Bagus Khoirunas via TroibunJogja.com)

Hujan deras di Kabupaten Lebak Banten sejak Selasa 31 Desember 2019 sore hingga Rabu mengakibatkan longsor.

Sebanyak 17.200 jiwa atau 4.368 kepala keluarga (KK) warga Kabupaten Lebak, Banten, mengungsi akibat banjir bandang dan tanah longsor di enam kecamatan di daerah itu.

Masyarakat yang terdampak banjir bandang dan longsor itu mengungsi dalam lima hari terakhir karena 1.000 rumah warga mengalami rusak berat hingga rata dengan tanah.

Foto : Rizki Asdiarman/TribunBanten.com
Ket : Kondisi Hunian Sementara korban Bencana Banjir dan Longsong yang terjadi di Kabupaten Lebak.

9 Lampiran

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved