Pilkada Kota Cilegon
Helldy-Sanuji Janjikan Program untuk Serap 25 Ribu Pekerja di Cilegon, Soroti Makanan Ringan Kipang
Hal tersebut meningkat 12,69 persen dan membuat Cilegon berada di posisi kedua penyumbang pengganguran di Banten tahun ini.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
lihat foto
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon nomor urut 4, Helldy Agustian dan Sanuji Pentamerta, berjanji membuka lapangan kerja yang diharapkan dapat menyerap 25 ribu pengangguran di Kota Cilegon.
Satu programnya adalah dengan bekerja sama pelaku industri di Kota Baja melalui program padat karya.
Menurut Helldy, Kota Cilegon mempunyai lebih dari 100 lebih Industri yang mampu menyerap para warga yang belum bekerja.
Namun, justru tingkat penganggutan di Kota Cilegon terbilag tinggi dibandingkan daerah lain di Banten.
Berdasarkan data yang ia terima, setidaknya pengganguran tahun ini meningkat secara signifikan dari 18.383 pada tahun 2019 menjadi 25.976 pada tahun 2020.
Hal tersebut meningkat 12,69 persen dan membuat Cilegon berada di posisi kedua penyumbang pengganguran di Banten tahun ini.
Tingginya angka pengganguran, di antaranya disebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Kota Cilegon. Rata-rata anak-anak di Kota Cilegon hanya menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Dasar.
"Karena di Cilegon ini kita mau buat Kipang (makanan) saja bisa sampai setahun untuk bisa dirasakan. Ke depannya, kami akan dorong UMKM secara berkelanjutan dengan memprogramkan 25 ribu lowongan pekerjaan baru," ujar Helldy saat debat publik yang disiarkan langsung iNews Tv, Sabtu (21/11/2020).
Baca juga: Di Debat Perdana, Iye-Awab Janji Tata Ulang Pelabuhan Merak untuk Genjot APBD dan Ekonomi Warga
Baca juga: Debat Perdana Cawalkot Cilegon, Ratu Ati-Sokhidin Tawarkan Pemanfaatan Limbah Industri untuk Warga
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Cilegon pendamping Helldy, Sanuji Pentamerta mengatakan ke depan pendidikan di Kota Cilegon harus menyesuaikan kebutuhan industri.
Oleh karenanya, dibutuhkan pelatihan kerja sehingga dapat dipekerjakan di industri di Cilegon.
"Market kita sudah jelas, banyak ratusan industri di Kota Cilegon. Sekelas kain majun saja kita belum bisa buat, maka kami akan buat padat karya. Apabila ada 70 industri yang menyetujui, maka ada 70 kampung yang setiap harinya buat kain majun," ujarnya.
