Virus Corona
Kemenkes Telah Melatih 7.000 Nakes sebagai Vaksinator, Infrastruktur Distribusi Vaksin Sudah Siap
Perlu diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara khusus karena sensitif terhadap suhu
Penulis: Agung Yulianto Wibowo | Editor: Agung Yulianto Wibowo
TRIBUNBANTEN.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menggelar survei nasional.
Hasil survei yang didukung Unicef dan WHO itu menunjukkan 64,8 persen dari 115.000 responden di 34 provinsi bersedia menerima vaksin Covid-19.
Target produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma mencapai 250 juta dosis.
Vaksin produksi Bio Farma juga telah digunakan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Dikutip TribunBanten.com dari covid19.go.id, Minggu (22/11/2020) malam, Jubir Satgas Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan untuk mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kemenkes telah melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan sebagai vaksinator.
“Dan pastinya, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) pun dengan cermat dipersiapkan,” ujarnya dalam Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru bertema “Jalan Panjang Vaksin sampai ke Tubuh Kita” yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (20/11/2020).
Vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe MSc SpPD mengatakan Indonesia telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok, termasuk vaksin Covid-19 yang sedang ditunggu-tunggu.
“Perlu diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara khusus karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius.”
“Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap,” ujarnya.
Indonesia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi, distribusi, hingga mengimplementasikan vaksin.
Sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik.
"Sebanyak 97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap," kata dr Dirga.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 440.000 dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan di Indonesia.
“Semuanya saya yakin siap bergotong-royong mensukseskan persiapan vaksinasi ini. Pada prinsipnya, kita ingin semua terlibat supaya vaksin ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat,” ucapnya.
Masyarakat perlu sedikit bersabar hingga hasil uji klinik fase III selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar terlebih dahulu, baru vaksin Covid-19 bisa beredar di Indonesia.