Dinas Sosial Pandeglang Tetapkan Syarat untuk Adopsi Bayi

Warga antusias untuk menjadi orang tua asuh dari bayi malang yang ditemukan di kebun sawit.

Penulis: Rizki Asdiarman | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/RIZKIASDIARMAN
Ketua Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Kementerian Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang, Ahmad Subhan, 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Rizki Asdiarman

TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Ketua Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Kementerian Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang, Ahmad Subhan, mengatakan warga antusias untuk menjadi orang tua asuh dari bayi malang yang ditemukan di kebun sawit.

Pada Jumat (27/11/2020) pagi, warga Kampung Pasir dikejutkan penemuan bayi perempuan di Kebun Sawit Blok 112 Cadas Ngampar, Desa Rawasari, Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang.

Bayi malang tersebut menangis dan ditemukan warga yang hendak bekerja di perkebunan sawit dalam kondisi masih terdapat tali pusar.

Setelah menemukan bayi itu, warga membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Berkah Pandeglang untuk penanganan lebih lanjut.

"Tidak sedikit masyarakat yang ingin mengadopsi bayi berjenis kelamin perempuan itu," kata Ahmad, saat ditemui di RSUD Berkah Pandeglang, Minggu (29/11/2020).

Baca juga: Bayi Diajak Mengemis, Hanya Diam Saat Digendong, Ternyata Sudah Tak Bernyawa

Untuk mengadopsi bayi, pihaknya menetapkan syarat yang diatur di Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.

"Dalam adopsi itu ada PP 54 tahun 2007, dijelaskan persyaratannya secara detail salah satunya usia pernikahan, latar belakang dan psikologi serta kemampuan atau pekerjaan calon orang tua asuh," kata dia.

Jika nanti persyaratan daripada orang tua asuh belum memenuhi kriteria sesuai PP 54 Tahun 2007, maka bayi akan dititipkan terlebih dahulu kepada orang tua asuh yang ditunjuk oleh pihak dinas sosial.

"Hingga saat ini, kita belum punya rumah aman bagi anak atau balai penitipan anak, maka bayi diasuh sementara kepada orangtua yang dipercayakan Dinsos, itu hanya dalam kurun waktu 6 bulan sambil berjalan menentukan calon orang tua asuh yang layak," kata dia.

Meskipun membuka peluang agar anak itu diadoposi, namun, pihaknya tetap berupaya mencari pihak keluarga bayi itu.

"Kami pastikan, hak asuh bayi perempuan tersebut tidak jatuh ke tangan yang salah.
Karena tidak baik jika bayi terlalu lama di RS," tambahnya.

Baca juga: Lagi Tidur di Ayunan, Bayi Terbang Terbawa Angin Puting Beliung, Beruntung Ditemukan Selamat

Kondisi Bayi di RSUD Berkah Pandeglang

Menurut hasil pemeriksaan tim kesehatan, kondisi bayi berjenis kelamin perempuan tersebut sehat dan organ tubuh bayi lengkap.

Ditemukan beberapa luka pada kepala bayi dalam bentuk memar merah yang bulat berukuran diameter kurang lebih 1 Cm.

Namun disisi lain, secara umum bayi dalam keadaan sehat dan bersih, secara fisik bayi tersebut cantik serta putih.

Saat ini bayi dalam penanganan di ruang Perinatologi, ruang khusus untuk bayi yang baru lahir di dalam penanganan dokter spesialis anak.

Baca juga: Bayi Malang Dibuang di Kebun Sawit, Sempat Dikerumuni Belatung, Begini Kondisinya Setelah Dirawat

Tangisan bayi di Kebun Sawit

Bayi perempuan ditemukan warga dalam keadaan hidup di Kebun Sawit Blok 112 Cadas Ngampar tepatnya di Kampung Pasir Waringin Desa Rawasari Kecamatan Cisata Kabuapaten Pandeglang, Jumat (27/11/2020) sekitar 06.00 WIB.

Dengan panjang badan 46 Cm dan berat badan 3 Kg dan lingkar kepala 34 Cm.

Warga atas nama Raman (41) kuli panen sawit, ketika itu hendak bekerja diperkebunan dan mendengar suara tangisan bayi di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) akan tetapi tidak langsung dihampiri karena merasa ragu dan takut.

Oleh sebab itu Raman menunggu seorang rekannya yang juga bekerja sebagai kuli panen sawit diperkebunan tersebut.

Mereka berdua menelusuri suara tersebut dan menemukan seorang bayi perempuan yang masih bernyawa dengan tali pusar dan tanpa sehelai kain yang menempel di tubuhnya tersebut dalam kondisi dikerumuni lalat dan belatung.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah Kleptomania Buat Polisi Kewalahan, Ternyata Konsumsi Susu Campur Narkoba sejak Bayi

Kemudian segera memanggil ibu-ibu yang sedang mencuci baju di kali umum jaraknya tidak jauh dari lokasi perkebunan sawit untuk membantu mengambil bayi.

Bayi tersebut langsung diantarkan menuju rumah kepala desa yang tidak jauh dari tempat pembuangan bayi.

Dan langsung diantarkam ke Puskesmas Cisata untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan sementara.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved