Pesta Pernikahan Saat Pandemi, 212 Orang Keracunan Makanan dan Satu Balita Tewas
Mulanya puluhan tamu undangan yang keracunan. Belakangan jumlah korban terus bertambah hingga ratusan orang dan satu balita tewas.
TRIBUNBANTEN.COM - Saat tengah terjadi lonjakan kasus Covid-19 bersamaan pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PSBB, warga di Desa Galanti, Kecamatan Wolowa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, justru melangsungkan pesta pernikahan.
Belum diketahui ada tidaknya yang terpapar Cocid-19 dari warga yang menghadiri pesta pernikahan tersebut.
Namun, satu per satu dari warga yang datang ke pesta pernikahan itu lemas dan tumbang hingga dilarikan ke rumah sakit.
Tercatat ada 200 orang dirawat. Lebih dari itu ada seorang bayi yang juga sempat dibawa orang tuanya ke pesta pernikahan itu, tewas.
Mereka diduga keracunan usai menyantap makanan di pesta pernikahan itu.
Mulanya puluhan tamu undangan yang keracunan. Belakangan jumlah korban terus bertambah hingga ratusan orang dan satu balita tewas.
Bupati Buton La Bakry mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan dan RSUD Buton terdapat 212 orang dirawat.
“Sebagian itu sudah kembali dan sebagian besar masih dirawat intensif di rumah sakit dan puskesmas. Ada 1 orang meninggal, balita umur 3 tahun, mengalami dehidrasi dan ada dugaan terlambat dibawa ke rumah sakit,” kata La Bakry saar melihat kondisi warga di RSUD Buton, Selasa.
Baca juga: Resepsi Pernikahan Berakhir Petaka, Satu Keluarga Meninggal karena Covid-19, Diawali Mempelai Wanita
Baca juga: Kirim 20 Ribu Masker ke Acara Pernikahan Putri Rizieq Shibab, Ketua Satgas Covid-19 Minta Maaf
Baca juga: Daftar Makanan yang Bikin Penyakit Asam Urat ,Serta Cara Mengatasi Purin di Dalam Tubuh

Sebelumnya, pada Senin (30/11/2020) sore tercatat 23 pasien yang diduga mengalami keracunan makanan dirawat di UGD RSUD Buton.
Namun pada keesokan harinya bertambah menjadi 60 orang. Selain itu, terdapat juga 142 warga Desa Galanti dirawat di Puskesmas Wolowa dan 10 orang dirawat di Puskesmas Siontapina.
“Kita berharap penanganan medis dapat segera dapat memulihkan kondisi mereka. Beberpa Langkah yang dilakukan saat ini, melacak kembali warga jangan sampai masih ada yang tertinggal di rumah gejala mual dan lainnya namun tidak ke rumah sakit, makanya harus segera ke rumah sakit,” ujar La Bakry.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Wolowa, Zainuddin Lanipo mengaku kewalahan merawat 142 pasien yang diduga keracunan makanan ini.
Pasalnya, sebagian warga terpaksa dirawat di lorong puskesmas. “Kendala saat ini tidak punya ruangan, karena sudah over capacity (pasien) karena puskesmas tidak dipersiapan untuk rawat inap, hanya rawat jalan saja. Jadi kami manfaatkan lorong untuk menampung pasien,” kata Zainuddin.
Zainuddin juga tidak menampik ketersediaan obat di puskesmas semakin menipis.
“Kondisi pasien mulai stabil setelah dipasang inpus sudah mulai stabil, rata-rata yang datang pasien (keracunan) orang dewasa dan anak-anak,” ujarnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Buton, AKP Dedi Hartoyo mengatakan telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut.
Selain itu, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil sampel bahan dan bumbu makanan untuk diteliti Dinas Kesehatan Buton.
“Kami sudah memeriksa pemilik pesta untuk dimintai keterangan. Pemilik pesta kita sudah mintai keterangan dan tidak menutup kemungkinan kita akan memanggil saksi lainnya,” kata Dedi Hartoyo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Keracunan Makanan Pesta Pernikahan Bertambah Jadi 212 Orang, 1 Balita Tewas"