2 Jenazah Ditemukan Tim SAR Gabungan, Total Korban Longsor di Sumedang 13 Orang Meninggal Dunia
Total korban tewas hingga Minggu siang mencapai 13 orang, termasuk Danramil Cimanggung.
TRIBUNBANTEN.COM - Longsor terjadi di Perum Pondok Daud, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (9/1/2021).
Longsor itu menewaskan belasan orang.
Minggu (10/1/2021), tim SAR gabungan menemukan dua korban tewas yang tertimbun longsor.
Baca juga: Korban Longsor Mengungsi di Posko Bencana Desa Karangnunggal Lebak, Polres Beri Bantuan Paket Beras
Baca juga: 1.229 Rumah Terendam Banjir, 29 Rumah Rusak Diterjang Longsor di Lebak, BPBD: Waspada Banjir Susulan
Total korban tewas hingga Minggu siang mencapai 13 orang, termasuk Danramil Cimanggung.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Yaved Duma Parembang mengatakan pihaknya akan mencari dan menyelidiki ada atau tidaknya perbuatan pidana di balik peristiwa itu.
Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban yang diduga masih tertimbun.
Danramil Cimanggung, tewas tertimbun dalam longsor susulan itu.
"Kami lagi cari faktor-faktor penyebanya dulu," ujarnya melalui telepon, Minggu.
Bencana longsor ini berbarengan dengan curah hujan yang tinggi.
"Sejak memasuki bulan penghujan, anggota sudah disebar untuk memetakan dan melakukan sosialisasi kemungkinan dampak bencana alam."
"Informasi selanjutnya terbaru akan disampaikan kembali," ucap Yaved.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian Badan Geologi ESDM , Kasbani, menyebut, longsor di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang yang menimbulkan 11 orang tewas, berada di lokasi kemiringan terjal.
"Jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan yang terjadi di lereng atas pemukiman. Daerah tersebut kemiringan lereng yang agak terjal."
"Pelapukan breski dan tufa yang mudah meloloskan air dan di bawah nya merupakan lapisan kedap air sehingga berfungsi sebagai bidang gelincir," ujar Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Titik terjangan longsor berada di Perum Pondok Daud terjadi pada Sabtu (9/1/2020) dan berada di ketinggian sekira 700 hingga 750 mdpl.
Baca juga: Tiba-tiba Tebing Belakang Rumah Longsor, Narni Tertimbun Material saat Sedang Berwudu Hendak Salat
"Berdasarkan peta prakiraan terjadi gerakan tanah Januari 2020 di Kabupaten Sumedang, Kecamatan Cimanggung masuk dalam kategori zona potensi gerakan tanah menengah dan tinggi."
"Pada zona ini, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama kembali aktif," ucapnya.
Ia menyebutkan, area longsor terdapat lahan terbuka tanpa vegetasi berakar kuat dan tanpa penguatan lereng.
" Selain itu, saluran drainase yang kurang baik dan bagian bawah lereng merupakan pemukiman atau rumah warga.Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah," ucapnya.
Karena berada di kawasan rawan longsor, ia menyarankan sejumlah hal supaya longsor tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Melandaikan lereng, mengatur drainase dan memperkuat kestabilan lereng dengan pembuatan penahan lereng/ retaining wall yang sesuai dengan kaidah keteknikan."
"Kemudian menanam pohon berakar kuat dan dalam untuk memperkuat lereng dan warga sekitar lokasi sebaiknya diungsikan dulu ke tempat lebih aman untuk sementara," katanya.
PVMBG mengingatkan agar otoritas di Sumedang untuk mewaspadai longsor susulan mengingat daerah itu rawan longsor dan curah hujan diprediksi masih akan tinggi.
"Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk evakuasi harus mengantisipasi potensi longsoran susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta curah hujan yang tinggi. " kata dia.