Suami Nganggur dan Pendapatan Rp20 Ribu Sehari, Yuheni Tak Bisa Beli HP Untuk Anaknya Belajar Daring

Yuheni, seorang pedagang ayam goreng asal Kota Serang yang menjadi tulang punggung keluarga

Editor: Yudhi Maulana A
TribunBanten.com/Ahmad Tajudin
Yuheni, seorang pedagang ayam goreng asal Serang yang menjadi tulang punggung keluarga 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Hiruk-pikuk suara kendaraan berlalu lalang siang ini terdengar di sepanjang jalan arah Pasar Rau.

Di sana, terlihat seorang wanita sedang menyuapi anak-anaknya sambil menjaga gerai ayam goreng.

Dia lah Yuheni (36), wanita asal Jawa Tengah yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang ayam goreng di Seberang Alfamart, Jalan KH. Abdul Latief Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Serang, Kota Serang,  Banten.

Ia menikah dengan menikah dengan seorang pria asal Serang dan selama ini tinggal menumpang di rumah mertua.

Suaminya yang pengangguran, mengharuskannya menjadi tulang punggung keluarga.

"Penghasilan yang saya peroleh dalam menjaga outlet Fried Chiken ini biasanya  Rp 40 ribu per hari, Itupun kalau ramai. Jika sepi seperti saat ini, kadang hanya Rp 20 ribu per hari." Ungkapnya saat ditemui TribunBanten.com, Rabu (28/1/2021).

Yuheni melanjutkan, ia menjaga gerai ayam goreng milik tetangganya.

Baca juga: Pedagang Bakso di Serang Mengeluh Harga Daging Masih Tinggi : Disabarin Saja

Baca juga: Detik-Detik Rambut Ayu Terlilit Mesin Perahu Hingga Luka Parah, Kini Dapat Jodoh Lewat PUBG

Tentu penghasilannya dibawah Rp 50 ribu itu tak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari.

Baginya, berapa pun penghasilan yang didapat, Ia jalani dengan ikhlas.

"Yang penting bisa kebeli beras untuk anak dan keluarga bisa makan," tuturnya dengan suara pelan.

Suaminya yang tidak bekerja, Ia coba bujuk untuk membantunya dengan berjualan gerai ayam  goreng di tempat lain.

Yuheni dianugerahi dua anak, yang tertua bernama Siti Fauziyah Cahyani yang kini berusia 12 tahun.

Caca, sapaan akrab anak sulungnya, kini kesulitan dalam melakukan belajar secara daring.

Sebab ponsel yang biasa digunakan untuk belajar online rusak.

Sementara orangtuanya belum mampu untuk membeli Hp baru.

"HP nya kan ada dua, yang satu di pakai sama Bapak terus. HP yang biasa di pakai buat kelas online rusak, jadi gak masuk group sekolah", kata Caca yang kini duduk di kelas 6 SD.

Untuk mengakalinya, Caca terpaksa mengambil tugas pelajaran ke sekolah, lalu mengembalikannya lagi.

Untuk menambah penghasilan orang tuanya, Caca membantu ibunya dengan berjualan makanan seperti Agar-agar dan Rujak Kedondong. Ia jual Rp. 1.000 per bungkus. 

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved