Imlek 2021
Pedagang Burung di Viraha Avalokitesvara Serang Resah, Omset Menurun Drastis di Imlek Tahun Ini
Padahal menurutnya, setiap tahunnya, jualan burungnya selalu laris dan laku dibeli oleh pengunjung dan umat yang hendak merayakan hari Imlek.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Acoy (35) salah seorang penjual buruh pipit yang berada di Vihara Avalokitesvara, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten ini hanya dapat meratapi barang dagangannya.
Burung-burungnya yang tak kunjung dibeli selama satu harian terakhir.
Berdasarkan pantauan Tribunbanten.com hingga pukul 24.00 WIB tak ada satupun burung yang dibeli oleh umat yang beribadah di Vihara Avalokitesvara.
Padahal menurutnya, setiap tahunnya, jualan burungnya selalu laris dan laku dibeli oleh pengunjung dan umat yang hendak merayakan hari Imlek.
Wajahnya pun tampak murung dan resah sekali-kali melihat dagangannya yang masih terisi penuh. Hanya kicauan burung yang berada di kandang berukuran sedang tersebut menjadi teman untuk dirinya menghadapi hari-hari biasanya.
Ia bahkan harus berteriak dan mencoba menawarkan kepada umat yang melakukan ibadah dengan menghampirinya dan menawarkan dengan harga murah meriah.
"Ayo dibeli Bu, satu kandang aja Rp 150 ribu udah paling murah Bu. Biar ada berkatnya Bu untuk ibu dan keluarga," jelasnya sambil menenteng kandang burung tersebut, Jumat (12/2/2021).
Sayangnya, tidak ada satupun umat atau pengunjung yang mau membeli barang dagangannya tersebut. Ia pun akhirnya kembali duduk dan termenung melihat burung-burung yang berada di kandangnya.
Saat dihampiri oleh Tribunbanten.com, ia pun mengatakan dirinya sangat tidak percaya dagangannya dapat tidak laku selama satu harian ini.
Menurutnya, pada tahun sebelumnya, dagangannya bisa sampe ludes dan bahkan harus menyiapkan untuk esok paginya untuk dijual kembali.
"Mungkin karena Covid-19 ini semua kegiatan dibatasi. Sehingga tidak ada yang datang kesini dan juga para umat lebih banyak berada dirumah," katanya dengan nada rendah.
Ia pun menerangkan, akibat tidak ada yang membeli, burung dagangannya terus sebanyak lima ekor mati akibat terlalu lama berada di kandang.
Burung pipit yang ia jual memang spesies yang apabila terkena air terlalu lama akan mati dan tidak dapat bertahan lama.
Oleh karenanya, ia pun kebingungan apa yang harus dilakukan oleh dirinya untuk mengganti burung yang mati tersebut.
"Iya ini kan make modal juga kita belinya. Satu ekor itu kita hargai Rp 5.000, jadi balik modalnya juga tidak terlalu besar," tegasnya.
Biasanya, dalam satu hari saat Hari Raya Imlek, ia bisa meraup untung sekitar Rp 1 juta.