Kakek Siran Penjual Pisang Berusia 80 Tahun Asal Serang, Berdagang Pisang Untuk Obati Matanya
Kakek Siran namanya, tinggal di Palima, Kota Serang berjualan pisang tanduk di dekat RS Ibunda Kota Serang.
Penulis: Khairul Maarif | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Kakek Siran namanya, tinggal di Palima, Kota Serang berjualan pisang tanduk di dekat RS Ibunda Kota Serang.
Saat ditemui, kakek berusia sekitar 80 tahun ini indera pendengarannya sudah tak berfungsi dengan baik.
Perlu mendekat jika berbicara dengannya agar bisa terdengar.
Ditambah penglihatannya juga yang sudah tidak awas membuatnya perlu meraba-raba jika ada pembeli yang datang.
Dirinya sering memejamkan matanya berlama-lama, termenung menanti pelanggan beralaskan bangku kecil yang dibawanya.
Kakek Siran berjualan di pinggir Jalan Ki Uju, Kelurahan Serang, Kota Serang.
Baca juga: Tak Dengar Nasihat Suami, Wanita Ini Meninggal 20 Menit Setelah Berhubungan dengan Kakek 66 Tahun
Baca juga: Janda Dibunuh Usai Berkencan dengan Pria yang Baru Dikenal, Burung Gagak Muncul di Malam Pembunuhan
Dari pantauan TribunBanten.com, Selasa (17/2/2021) dagangannya masih ada lima sisir pisang tanduk.
Pendengarannya yang sudah tidak baik membuatnya kesulitan untuk berinteraksi.
Kakek Siran mengenakan baju putih dan bercelana pendek.
Kakek Siran merasa matanya remeng dan kesulitan untuk berobat karena masalah biaya.
Kakek berpeci hitam ini sering mengeluhkan matanya yang sakit.
Sering terdengar rintihan dari suaranya yang sudah mulai renta.
Entah dari mana datangnya, banyak semut hitam yang menghinggapi baju putihnya.

Gerakannya sudah lambat, tatapannya seperti kosong dan kebingungan.
Kakek Siran menuturkan kalau dia ke tempat berdagangnya dari Palima bareng bersama seorang tukang becak.
"Saya ke sini naik becak," tuturnya kepada TribunBanten.com, Selasa (16/2/2021).
Harga pisang tanduk yang dijual satu sisirnya seharga Rp 120.000.
"Saya dagang buat berobat ke klinik, mata saya remeng (kurang jelas)," ujarnya dengan suara pelan.
Dengan keadaan fisik yang sudah tidak mendukung, Kakek Siran tetap berjualan dan hanya sendirian aja.
Dirinya tidak mengerti betul sejak kapan matanya sakit seperti itu.
Baca juga: Kisah Eks Bintang Timnas Indonesia M Nasuha, Sempat Tenar di Piala AFF Kini Hanya Bantu Istri Jualan
Baca juga: Viral Video Anjing Kejar-Kejar Pocong Saat Tengah Malam, Lonca-Loncat Saat Digonggong
"Sudah lama lah pokoknya mah," ujarnya sambil mengeluh aduh.
Kakek Siran selalu meminta dibeli pisangnya agar bisa cepat pulang dan ingin berobat matanya.
"Pak, Pak, dibeli pisangnya ini Pak biar saya bisa cepat pulang dan berobat ke klinik," ujarnya
Rambut yang memutih ditambah gerakannya yang sudah pelan, tidak menyurutkan dirinya untuk tetap berdagang.
Romli, tukang becak yang biasa mengantar Kakek Siran menuturkan sebelumnya ia berdagang di Bundaran Ciceri.
"Karena mungkin di sana kurang laku kali jadi dia pindah ke sini," ujarnya kepada TribunBanten.com.
Pria 65 tahun ini mengaku sudah sekitar 3 tahun mengantar Kakek Siran.
"Sebelumnya sama tukang becak yang lain, malah waktu masih kuat jalan mah dia berjalan," tandasnya.