Mayor Vs Jenderal TNI Berebut Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau Moeldoko Pemenangnya ?
AHY menyebut, tidak mungkin segelintir orang yang mengaku pengurus Demokrat ini punya semangat dan keberanian menggelar KLB, jika tidak ada Moeldoko
Penulis: Yulis Banten | Editor: Yulis Banten
AHY yang keluar dari TNI berpangkat mayor mengaku diirnya menghormati para seniornya di TNI.
"Dulu saya prajurit, beliau juga prajurit. Menghormati senior wajib dilakukan. Tetapi dari para senior pula, tidak semunya bisa menjadi contoh yang baik," tegas AHY.
Baca juga: Lewat Telepon Moeldoko Terima Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Ini Reaksinya
Baca juga: Video Marzuki Alie Dicegat Kader Demokrat di Bandara Medan, Andi Arief: Ngakunya Bukan Pengkhianat

Moeldoko Siap
Sementara itu, Moeldoko saat ditelepon untuk didengar kesediannya menjadi Ketua Umum Demokrat menanyakan tiga hal.
Pertama Moeldoko menanyakan mengenai apakah keberadaan KLB telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Partai.
Pertanyaan tersebut dijawab dengan kata 'sesuai' oleh peserta KLB.
Kedua, Moeldoko menanyakan mengenai keseriusan peserta KLB memilihnya sebagai Ketum.
Para peserta KLB menjawab pertanyaan Moeldoko tersebut dengan kata 'serius' secara serempak.
Ketiga, Moeldoko menanyakan kesiapan peserta KLB untuk berintegritas dalam bekerja serta menempatkan kepentingan merah putih di atas kepentingan golongan.
Pertanyaan tersebut juga dijawab siap oleh peserta KLB.
"Oke, baik dengan demikian, saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. untuk itu saya terima menjadi ketum Demokrat," pungkasnya.
Baca juga: Demokrat Banten Pastikan Tak Ada Pemilik Suara di KLB Sumut, Disebut KLB Dagelan

Mayor Vs Jenderal
Moeldoko lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 (64 tahun).
Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) sejak 17 Januari 2018.
Moeldoko merupakan alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa.