Sosok Anton Medan, Mantan Preman yang Hijrah dan Jadi Pendakwah, Ini Kisahnya

Ini kisah Almarhum Anton Medan. Mantan preman yang hijrah dan jadi pendakwah di sisa hidupnya

Editor: Renald
kolase TribunewsBogor
Anton Medan meninggal dunia, ini sosoknya, dulu preman kelas kakap, kini jadi mualaf dan bertobat 

"Saya membunuh karena kepepet, barang-barang saya dirampas. Akhirnya saya nekat membunuh," ujar Anton pada 2013 lalu, dikutip dari Kompas.com.

Anton mengungkapkan, dirinya sempat merasakan pahitnya hidup di balik penjara.

Anton Medan didampingi kuasa hukumnya, Lukamnul Hakim, melapor ke Sentra Pelayanan Div Propam Polri, Senin (16/9/2013).
Anton Medan didampingi kuasa hukumnya, Lukamnul Hakim, melapor ke Sentra Pelayanan Div Propam Polri, Senin (16/9/2013). (TRIBUNNEWS.COM/ADI SUHENDI)

Salah satunya, saat kerusuhan 1998, Anton ikut dituduh membakar rumah salah seorang pengusaha hingga ia dipenjara.

Menurutnya, ada perlakuan sewenang-wenang dari aparat penjaga tahanan di Mapolda Metro Jaya.

Ia mengaku, ada pula tahanan lain yang tak pernah diperiksa hingga tak jelas masa tahanannya.

Anton menegaskan, menjadi penjahat, bukanlah pilihan hidup.

Ia pun sempat berharap agar sistem hukum di Indonesia segera diperbaiki.

"Yang utama saat ini sistem hukum di Indonesia harus diperbaiki. Karena saya lihat hukum di Indonesia amburadul."

"Aparat penegak hukum mudah disuap. Mari kita doakan semoga mereka sadar," katanya.

Anton Medan hadiri sidang kasus
Anton Medan hadiri sidang kasus "ikan asin" di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Senin (6/1/2020). (Warta Kota/Feryanto Hadi)

Anton sendiri telah masuk Islam pada 1992 dan mendirikan rumah ibadah yang diberi nama Masjid Jami' Tan Hok Liang.

Masjid itu terletak di area Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Anton pun sempat mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pada 2020, Anton sempat muncul di depan publik saat sidang kasus video ikan asin yang melibatkan terdakwa Galih Ginanjar, Rey Utami dan Pablo Benua.

Kala itu, Anton menyebut kedatangannya untuk mendukung Pablo Benua sebagai sesama mualaf.

Anton mengaku miris dengan masalah hukum yang menimpa Pablo karena ia menilai masalah itu tidak harus masuk ke ranah pengadilan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved