Ramadan 2021

Ramadan Begitu Bermakna bagi Ketua DPRD Tangsel Abdul Rasyid, Lontong-Bakwan Menu Andalan Berbuka

Apalagi, Rasyid tumbuh di lingkungan pesantren dan mendalami perbandingan agama saat kuliah.

TribunBanten.com/Zuhirna Wulan Dilla
Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) Abdul Rasyid. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Bagi Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) Abdul Rasyid, Ramadan dengan segala ibadah sunah serta wajibnya, selalu bermakna.

Apalagi, Rasyid tumbuh di lingkungan pesantren dan mendalami perbandingan agama saat kuliah.

Dia mengaku sudah diajari menahan lapar dan haus sejak taman kanak-kanak.

Baca juga: Sah Jadi Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie Bakal Panggil Semua Kepala Dinas Besok

Didikan orang tua tentang agama begitu membentuk dirinya.

Puasa setengah hari, Rasyid kecil sudah berpuasa sejak fajar dan berbuka zuhur.

"Jadi orang tua, didikan orang tua berkaitan dengan puasa itu luar biasa, dan tentu akhirnya menjadi suatu kebiasaan, ya akhirnya kita terbiasa dengan puasa."

"Berawal dari setengah hari kan, enggak full gitu kan," ujar Rasyid sambil tertawa di ruangannya, Gedung DPRD Tangsel, Jalan Raya Serpong, Setu, Rabu (14/4/2021).

Matang dengan didikan orang tua, Rasyid semakin memperkaya ilmu agamanya saat mondok di Pesantren Daar El-Qolam (Darqo) usai lulus SD.

Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan Abdul Rasyid berbincang bersama GM Content Tribunnews.com Yulis Sulistiawan di ruang kerja ketua DPRD Tangsel, belum lama ini.
Ketua DPRD Kota Tangerang Selatan Abdul Rasyid berbincang bersama GM Content Tribunnews.com Yulis Sulistiawan di ruang kerja ketua DPRD Tangsel, belum lama ini. (TribunBanten.com/Zuhirna Wulan Dilla)

Enam tahun, Rasyid tumbuh dewasa dengan tempaan berbagai kajian ilmu agama ala pondok pesantren modern itu.

Bercerita tentang pengalaman di pesantren, Rasyid banyak tertawa, ia mengenang kenakalan masa remajanya kala di pondok.

Menurutnya itu dinamika hidup yang turut membangun dirinya hingga saat ini.

"Ya di pesantren dinamikanya banyak. Kita dilatih untuk bisa mandiri, dan banyak sekali kesan pesannya di sana. Ya minimal kita diajarkan bagaimana hidup mandiri," katanya.

Lepas pendidikan pesantren, Rasyid dewasa meneruskan pendidikan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang sekarang berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1998.

Baca juga: Resmi Pimpin Tangerang Selatan, Ini Pesan Airin Rachmi Diany kepada Benyamin-Pilar

Pria yang kini juga menjabat Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Tangsel itu, dulu mempelajari jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuludin ketika mahasiswa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved