Amalan-amalan di Bulan Muharram: Lengkap dengan Doa Awal Tahun dan Sejarahnya

Bulan Muharram juga merupakan bulan pertama dalam penanggalan Islam atau Hijriyah.

Penulis: Renald | Editor: Vega Dhini
Freepik
Ilustrasi Bulan Muharram 

TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini amalan-amalan pada bulan Muharram.

Bulan Muharram juga merupakan bulan pertama dalam penanggalan Islam atau Hijriyah.

Dikutip dari officeholidays.com, Muharram merupakan bulan kedua paling suci dalam tahun Islam setelah bulan Ramadhan.

Baca juga: Bacaan Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Baru Islam 2021 atau 1 Muharram 1443 H

ilustrasi Masjid
ilustrasi Masjid (Dok Tribun Jateng)

Di Indonesia, Tahun Baru Islam 1 Muharram ini ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional.

Dikutip dari setkab.go.id, Hari Libur Nasional Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah yang awalnya jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021, diubah menjadi hari Rabu, 11 Agustus 2021.

Bulan Muharram sendiri memiliki keutamaan dan amalan sunnah yang bila dikerjakan akan mendapatkan pahala yang besar.

Di bulan Muharam ini, umat muslim dapat mengamalkan beberapa amalan.

Dikutip dari Tribunnews, di antaranya salawat dan zikir.

Shekh Abdul Hamid menyebutkan, jika ada 10 amalan yang dapat diamalkan saat bulan Muharam, yakni:

- Ziarah

- Asyura

- Menjenguk orang sakit

- Silaturahmi

- Membuat celak mata

- Mandi

- Sedekah

- Memotong Kuku

- Menambah nafkah keluarga

- Membaca surat Al Ikhlas sebanyak 1.000 kali

Baca juga: Kapan 1 Muharram 1443 H? Ini Jadwal Puasa Asyura & Puasa Tasua, Beserta Doa Awal-Akhir Tahun

Meski begitu, ada amalan yang sangat dianjurkan, yakni puasa.

"Seorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, 'Setelah Ramadan, puasa di bulan apa yang paling utama?' Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan Muharam.'" (HR Ibnu Majah).

Puasa yang dimaksud ini adalah puasa Tasua dan Asyura yang bisa dilaksanakan 9 dan 10 Muharram atau 28 dan 29 Agustus 2021 mendatang.

Puasa tersebut merupakan puasa sunnah.

Dalam riwayat tersebut, terdapat ganjaran yang diberikan terhadap umat muslim yang berpuasa, yakni dihapuskan dosa selama setahun sebelumnya.

Dikutip dari jatim.kemenag.go.id, M. Farihin selaku PAIF, mengatakan selama bulan Muharram juga dianjurkan untuk muhasabah (introkspeksi diri) dan juga memperbanyak amal sholeh sebagai persiapan menghadapi kematian dengan menyantuni anak yatim piatu.

Tak hanya itu, untuk menyambut Tahun Baru Islam ini, dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun.

Dan membaca doa awal tahun setelah salat Magrib.

Bacaan Doa Akhir dan Awal Tahun

Berikut ini bacaan doa yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW untuk dibaca di akhir dan awal tahun yang dikutip dari Habib Utsman bin Yahya dalam karyanya Maslakul Akhyar:

Doa Akhir Tahun

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya:

“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

Doa Awal Tahun

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya:

“Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

Sejarah Tahun Baru Islam

Dikutip dari kalbar.kemenag.go.id, Tahun Baru Islam mulanya dihitung pada masa Umar bin Khattab, enam tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Ada riwayat yang menyebutkan, perhitungan tersebut ketika Khalifah mendapat surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka.

Lalu ia bermusyawarah dengan para sahabat.

Mereka lalu berijima untuk menjadikan momentum hijrahnya Nabi Muhammad sebagai awal mula perhitungan awal tahun Islam.

(TribunBanten, Renald)(Tribunnews, Yurika/Adya)

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved