Intip Kafe 'Terminal' Komunitas Sepeda di Kota Serang, Tempat Ngopi Asyik Para Goweser
Meski sudah berada di alam terbuka, Rahmatullah tetap mengatur jarak tempat duduk pengunjung untuk menghindari kerumunan.
Penulis: mildaniati | Editor: Yudhi Maulana A
lihat foto
Laporan wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG - Bertempat di area penuh pepohonan, kafe bernama #89 Coffee Sayar ini menjadi lokasi favorit pesepeda untuk beristirahat.
Letaknya kafe yang didirikan pria bernama Rahmatullah berada di Kelurahan Sayar, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.
Rahmatullah, kafe seluas 3000 meter dengan kapasistas 200 orang itu sering dikunjungi goweser dari wilayah Banten atau pun luar Banten.
Dulunya dia mengaku tidak terpikirkan akan menggeluti bidang wirausaha, dia menganggapnya itu sebuah 'kecelakaan'.
"Saya tidak pernah berfikir menjadi wiraswasta, saya sudah 27 tahun kerja jadi pegawai di perusahaan pengelola jalan tol," ujarnya ujarnya pada TribunBanten.com, saat ditemui di Coffee.
Baca juga: Heboh Preman Palak Kafe Ucok Baba, Polisi: Bukan Kali Pertama, Hasilnya untuk Pesta Miras
"Saya sebut usaha ini dengan usaha kecelakaan. Ada kondisi yang tidak terniatkan, dulu hanya memberikan tempat yang nyaman untuk goweser," ungkapnya.
Rahmatullah bercerita, angka #89 pada nama kafenya itu terkandung makna kalau dirinya bercita-cita ingin mempunyai 2 juta kafe, dimulai dari angka ke-89.
Sebelum mendirikan kafe, iaa membaca peluang terlebih dahulu di area sekitar dan kebetulan dulu sudah digunakan sebagai tempat untuk bersepeda namun belum terlalu banyak.
"Seharusnya ini jadi sentra wisata gowes dan jarang melirik ini padahal punya potensi," sambungnya.
Di area sekitar kafenya terdapat berbagai macam trek mulai dari road bike, cross country bike, sehingga tak salah kalau kafenya ini jadi favorit goweser.
Rahmatullah mengatakan kafenya tidak buka setiap hari melainkan hanya tiga hari dalam satu Minggu yaitu Jumat sore pukul 15.00-21.00 WIB, Sabtu-Minggu buka pukul 08.00-21.00 WIB.
Meski sudah berada di alam terbuka, Rahmatullah tetap mengatur jarak tempat duduk pengunjung untuk menghindari kerumunan.
Dalam sehari dia bisa menjual 250 gelas kopi dengan harga mulai dari Rp 20 ribu.
Menurut Rahmat, jumlah pengunjung bukan menjadi tolok ukur dia dalam membuka usaha melainkan bertemu dan membahagiakan orang.
Baca juga: Gelar Nobar Euro 2020, Tiga Kafe di Jakarta Barat Disegel
