Taliban Beri Amnesti Massal Untuk Pegawai Pemerintah Afghanistan, Minta Bekerja Seperti Biasa
Mereka yang ketakutan kebanyakan bekerja di pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang mendapatkan dukungan Barat.
TRIBUNBANTENCOM - Kelompok Taliban meminta semua pegawai pemerintah Afghanistan untuk tetap bekerja.
Taliban pun mengumumkan adanya amnesti massal bagi pegawai pemerintah Afghanistan.
Kabar amnesti tersebut muncul setelah banyak kalangan takut para pemberontak akan melakukan balas dendam kepada mereka.
Mereka yang ketakutan kebanyakan bekerja di pemerintahan Presiden Ashraf Ghani yang mendapatkan dukungan Barat.
Dilansir BBC, ketakutan juga disuarakan warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan pemerintah AS sebagai penerjemah.
"Pengampunan umum sudah diberikan. Jadi kalian semua harus tetap bekerja seperti biasa," ujar Taliban dilansir AFP Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Afghanistan Dikuasai Taliban, Jusuf Kalla Pastikan KBRI di Afghanistan Tak akan Diusik
Taliban dikenal karena menjalankan hukuman brutal dan dituding melakukan kejahatan perang, namun mereka bantah.
Sementara itu dari Washington, AS menyatakan mereka bisa mengakui Taliban sebagai pemerintahan yang sah.
Syaratnya, pemberontak harus menghormati hak-hak perempuan dan mencegah kelompok ekstrem seperti Al-Qaeda.
Dalam konfernsi pers, juru bicara kementerian luar negeri, Ned Price, menerangkan akan memantau setiap kebijakan Taliban.
"Pemerintahan Afghanistan yang baru harus menerapkan hak dasar bagi rakyatnya, tidak mendukung teroris. Mereka mendukung perempuan dan gadis bisa bekerja sama dengan kami," kata dia.
Ia menyebut negosiator andalan Washington, Zalmay Khalilzad, tengah berada di Qatar dan terus menjalin kontak dengan milisi.
Price mengakui beberapa dialog yang dilakukan Khalilzad dengan pemberontak berlangsung secara kondusif.
"Sekali lagi, jika menyangkut Taliban, kami harus mengamati tindakan daripada menelan ucapan mereka," katanya.
Militer AS dilaporkan menjalin kontak dengan pemberontak, terutama menyangkut status bandara di ibu kota Kabul.
Baca juga: Pegiat Sosmed Kaitkan Film Nussa Rara dengan Taliban, Hilang Saat Diajak Diskusi dengan Produser
Sejak akhir pekan, ribuan pasukan AS dikerahkan untuk membantu evakuasi warga dan penduduk Afghanistan yang ada hubungannya dengan Washington.
Pemberontak menduduki ibu kota pada Minggu 915/8/2021), setelah Mei, melancarkan serangan masif yang menguasai ibu kota provinsi dan kota penting.
Presiden Ashraf Ghani memutuskan meninggalkan Kabul, setelah menyerahkan kekuasaan kepada pemberontak.
Saat disinggung mengenai Ghani, Price masih menyebutnya sebagai presiden, meski tak menyebut apakah dia masih dianggap pemimpin sah. "Sejauh ini belum ada pemindahan kekuasaan secara formal," kata Price.
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Taliban Umumkan Amnesti Massal untuk Pegawai Pemerintah Afghanistan"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/konflik-afghanistan-3.jpg)