Berdalih Bayar Utang Rp 970 Juta, Pengacara Hampir Bunuh Sahabat dan Keluarganya di Bekasi

peristiwa percobaan pembunuhan ini terjadi di kediaman Tommy, di Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (10/9/2021).

Penulis: Zuhirna Wulan Dilla | Editor: Yudhi Maulana A
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Enam orang pelaku mencoba menghabisi satu keluarga di Perumahan Harapan Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (10/9/2021) malam terekam kamera CCTV. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Zuhirna Wulan Dilla

TRIBUNBANTEN.COM - Pria berinisial AJ hendak mencoba menghabisi nyawa sahabatnya sendiri, Tommy.

Dihimpun Tribun Jakarta, peristiwa ini terjadi di kediaman Tommy, di Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (10/9/2021).

Awalnya, AJ datang ke rumah Tommy sekitar pukul 23.00 WIB.

AJ berasalan kalau ia melunasi utangnya.

Kapolsek Medan Satria Kompol Agus Rohmat, membenarkam adanya kasus ini.

Baca juga: Warga Gelar Pengajian Akbar di Dekat TKP Pembunuhan Tuti dan Amalia, Akui Resah dengan Aura Mistis

Agus menjelaskan kalau pelaku dan korban sudah kenal sejak lama.

"Sudah saling kenal, datang ke rumah berpura-pura mau melunasi utang sekitar Rp900 juta, saat hendak membayar pelaku meminta ada saksi saat penyerahan uang," ujarnya.

Kemudian, korban memanggil adik dan istri sebagai saksi.

Lalu pelaku meminta lima orang temannya sebagai saksi pelunasan utang tersebut.

Tapi AJ tiba-tiba langsung menyerang korban dengan cara menyemprotkan cairan cabai ke mata Tommy.

Akhirnya keributan pun terjadi di rumah Tommy.

Ilustrasi perampokan
Ilustrasi perampokan (Grafis/Rahmandito Dwiatno)

Bahkan istri Tommy dibekap oleh pelaku.

Kemudian sang adik berusaha melarikan diri ke dalam kamar.

"Korban (Tommy) mengalami luka akibat tusukan senjata tajam, setelah melukai korban para pelaku ini langsung mencoba pergi meninggalkan rumah," katanya.

Agus menyebut ayah korban Dodi Sutriadi (57) yang mengetahui keributan langsung keluar rumah.

Ia berusaha mengunci pintu pagar agar pelaku tak bisa kabur.

"Jadi saat para pelaku ini keluar bapak korban berteriak maling sambil menguci pintu rumah dari dalam," lanjutnya.

Teriakan Dodi itu akhirnya membuat warga berdatangan.

Petugas keamanan juga langsung bertindak cepat dengan menutup akses keluar perumahan.

"Berhasil diamankan dan langsung anggota Polsek Medan Satria menuju lokasi, keenamnya saat ini berada di Polsek untuk penyelidikan lebih lanjut," jelasnya.

Pelaku dalam kejadian ini diketahui berinisial, AJ, BP, S, E, OS dan MA. 

Sementara itu Dodi mengatakan, keenam pelaku datang ke rumah anaknya dengan persenjataan lengkap.

Ia menduga adanya tindak percobaan pembunuhan.

"Ada dua Airsoft Gun, ada tambang, golok, alat setrum jadi barang-barang ini sudah disiapkan mereka diduga ingin melakukan percobaan pembunuhan," kata Dodi saat dijumpai di kediamannya.

Bersahabat Sejak Kuliah

Dodi menyebut kalau AJ dan Tommy awalnya sedang menjalankan bisnis jual beli tanah.

"Si AJ (sebagai lawyer) ini itu punya bisnis sampingan, yaitu jual beli tanah. tapi bukan dia sendiri yang jalanin, tapi ada orang lain lagi," kata Dody lagi.

Lalu karena AJ dan Tomny sudah saling kenal lama, korban berani berinvestasi ke bisnis pelaku.

Tommy menggelontorkan dana investasi hampir Rp1 miliar ke AJ.

"Nah si AJ ini menawarkan anak saya untuk investasi di situ. Nah, anak saya investasi lah yang totalnya sampai sekarang Rp 970 jutaan modalnya," jelasnya.

Sayangnya, uang itu tak dikembalikan sesuai tanggal jatuh tempo.

Dody Sutriadi saat dijumpai di kediamannya, Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, (12/9/2021).
Dody Sutriadi saat dijumpai di kediamannya, Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, (12/9/2021). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Kemudian Tommy minta haknya dikembalikan dengan mencoba menagih kepada AJ.

"Sehingga pada saat jatuh tempo harus bayar, (AJ) tidak sanggup bayar. Akhirnya tanda kutip gelap mata, bagaimana menyelesaikan masalah dengan cepat tanpa harus bayar," tambahnya.

Pelaku dan korban juga merupakan sahabat karib sejak masa kuliah.

Dodi membeberkan AJ dan putranya kenal sejak lama sejak keduanya kuliah di perguruan tinggi yang sama.

Bahkan persahabatan keduanya terus terjalin hingga lulus kuliah.

"AJ itu sahabat dekat anak saya Tommy, mereka satu kampus," ucapnya.

Setelah lulus kuliah, AJ dan Tommy diketahui tetap menjalin pertemanan.

Bahkan AJ masih sering main ke rumah korban untuk menginap.

"Pada saat mereka sudah selesai kuliah pun si AJ ini sering main ke rumah, kemudian anak saya juga suka kasih kerjaan, karena anak saya sering beberapa kali kasih kerjaan ke dia, jadi hubungannya sangat baiklah," lanjutnya.

Lalu korban juga tidak curiga saat pelaku berjanji membayar utang secara cash dengan datang ke rumah.

"Enggak (curiga), karena memang tujuan AJ dia mau datang buat bayar utang, dan minta dihadirkan saksi (lima pelaku lainnya)," ungkapnya.

Tapi kecurigaan sempat muncul dari adik korban bernama Edo.

Edo sempat menerima kekerasan saat mendampingi sang kakak menemui pelaku di rumah.

Kala itu Dodi sedang tidur di kamar bersama istrinya.

"Minta dihadirkan saksi cuma anak saya yang kecil sempat agak curiga ko bayar utang kaya begini bangat, toh duit (hampir) Rp1 M ini bukan duit kecil duit banyak kenapa mesti cash kan transfer aja bisa," tuturnya.

TribunBanten.com/TribunJakarta.com

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved