PON XX Papua

Profil Alifka Atlet Selam Banten: Bermodal Latihan di Pulau Merak, Optimis Raih Emas PON Papua

Muhammad Alifka Ihsan akan tampil membela Provinsi Banten untuk cabang olahraga selam di PON XX Papua 2020.

Penulis: Khairul Maarif | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/KHAIRUL
Muhammad Alifka Ihsan 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif

TRIBUNBANTEN.COM, CILEGON - Muhammad Alifka Ihsan akan tampil membela Provinsi Banten untuk cabang olahraga selam di PON XX Papua 2020.

Jelang bertanding di pesta olahraga antar provinsi di Indonesia itu, dia menjalani latihan di
Merak Beach Hotel dan di dekat Pulau Merak Kecil, Cilegon.

Pria berusia 21 tahun itu mengaku mempunyai dasar olahraga renang yang sudah diikuti sejak masih duduk di SD.

Namun, pada saat Pra-PON hasil di cabang olahraga selam lebih baik dibandingkan renang sehingga memutuskan untuk mewakili Banten di cabang olahraga selam.

PON XX Papua ini menjadi ajang pertama karena di edisi sebelumnya di Jawa Barat belum dapat turut serta.

"Saya turun di nomor 3000 dan 6000 dengan target dua emas," kata dia kepada TribunBanten.com saat ditemui di Hotel Aston Cilegon, Rabu (15/9/2021).

Dia meyakini dapat
mempersembahkan medali emas di PON perdananya ini.

Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Barat akan menjadi lawan terberat.

Dia mengaku sudah
terbiasa berenang di laut menghadapi deburan ombak kencang di kedalaman puluhan bahkan sampai ratusan meter.

Menurut dia, berenang di laut tentu sangat berbeda dengan berenang di kolam.

Adanya latihan rutin dan kegiatan berenang dengan baik mampu melatih menerjang derasnya ombak.

Sesi latihan, kata dia, memberikan ilmu untuk perkembangan menyelam.

"Dari pelatih mengajari cara membaca arah angin dan ombak, ombak ini juga ada dua yaitu ombak atas air dan ombak bawah air," ujarnya.

Dia pernah mengalami
kejadian yang mengancam nyawa.

"Saya pernah turun di nomor 10000 saya alami kelelahan dan pusing yang sempat membuat saya kepayahan di laut," ujarnya.

Selain itu, dia memiliki pengalaman unik saat sedang berenang di tengah laut menubruk pohon pisang yang dianggap sebagai buaya.

"Alhamdulilah sekarang sudah tidak takut, udah bisa mengikuti ombak sama berenang dengan ombak sehingga jadi lebih enteng," tambahnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved