Pantauan Terkini dari Lokasi Tumpukan Sampah di Kantor Kelurahan-Kecamatan Wilayah Kota Serang
Tumpukan sampah masih terlihat di area Kantor Kelurahan Cilowong dan Kecamatan Taktakan, pada Rabu (27/10/2021).
Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
Dia mengaku akan berkonsultasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk membuat regulasi kerja sama agar tidak ada yang dirugikan.
Airin juga mencoba meyakini DLH Kota Serang dengan sistem polusi dan sebagainya.
Tidak semua sampah dari Tangsel dibuang di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Cilowong.
"Sekarang nota kesepahaman, berikutnya kerja sama, DLH masing-masing, dan didampingi BPKP serta inspektorat," ucapnya.
Dia menyebutkan jumlah sampah yang dihasilkan Tangsel sebanyak 800 ton.
"Setengahnya atau 400 ton dibuang di TPAS Cilowong," kata Airin.
Adapun teknis pengangkutan akan dilakukan dengan menggunakan pihak ketiga dan dapat dibawa menggunakan kendaraan melalui tol dan jalan biasa.
Namun, warga menolak pembuangan sampah itu karena menimbulkan bau tak sedap.
Puluhan warga Kampung Jakung Pasar, menggelar aksi penyampaian pendapat di depan kantor Kelurahan Taktakan, Kota Serang, pada Kamis (21/10/2021).
Aksi penyampaian pendapat itu dilakukan menyikapi lingkungan tempat tinggal warga yang mengeluarkan bau tak sedap.
Bau tak sedap itu disinyalir karena dilalui truk pengangkut sampah dari Tangerang Selatan menuju TPS Cilowong.
Baca juga: Warga Cilowong Sepakat Menolak Pengiriman Sampah dari Tangsel, Tak Mau Mediasi Lagi dengan Pemkot
Berdasarkan pemantauan TribunBanten.com pada Kamis (21/10/2021), sejumlah emak-emak menggelar aksi unjuk rasa.
Mereka membawa sejumlah spanduk. Salah satu spanduk itu bertuliskan 'Tangsel Buang Sampah Pada Tempatnya'.
Lilis (35), warga Kampung Jakung Pasar, Kelurahan Taktakan, mengeluh tidak nafsu makan karena sering mencium bau sampah.
Rumah milik dia di pinggir Jalan Taktakan hampir setiap hari dilalui truk sampah yang mengeluarkan bau tidak sedap.