MUI: Lembaga Dakwah Harus Mampu Beradaptasi di Era Globalisasi
Sebagai lembaga dakwah, dalam rangka pemberdayaan umat, LDII harus menyiapkan segala sesuatu menghadapi era globalisasi.
TRIBUNBANTEN.COM - Ketua Umum MUI Provinsi Bangka Belitung KH Zayadi mengatakan sebagai lembaga dakwah, dalam rangka pemberdayaan umat, LDII harus menyiapkan segala sesuatu menghadapi era globalisasi.
Menurut dia, tantangan yang akan dihadapi semakin sulit ke depan.
"Saya pikir LDII dengan estetika sekarang, sudah cukup baik mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi untuk pembinaan umat," ujar KH. Zayadi saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Pondok Gede, Jakarta Timur, dalam keterangannya, pada Rabu (3/11/2021).
Baca juga: FATWA MUI Sulawesi Selatan: Haram Beri Uang ke Pengemis, Berikut Alasannya
KH. Zayadi didampingi Sekretaris Umum MUI Babel, KH. Ahmad Luthfi dan Bendahara Umum Nardi Pratomo bersilaturahmi ke Ponpes Minhaajurrosyidiin. Kedatangannya disambut hangat oleh Ketua Yayasan Minhaajurrosyidiin, KH. Muhammad Asy'ari Akbar beserta pengurus ponpes lainnya.
Sebelumnya, rombongan MUI Babel mengikuti salat Jumat di Ponpes Minhaajurrosyidiin, sebagai Imam dan Khatib, Ust. Muhammad Ridho.
Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Babel itu mengatakan, saat ini LDII sudah cukup baik dalam rangka mengantisipasi perubahan.
"Artinya, ketika perubahan-perubahan ini terjadi, sudah sangat baik disikapi oleh LDII," ucapnya.
Selain itu, ia mengapresiasi apa yang sudah Ponpes Minhaajurrosyidiin lakukan dalam hal pemberdayaan umat.
"Karena pak kiyai-nya (pimpinan pesantrennya) sebagai ketua Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren). Dan ini adalah suatu momen yang sangat baik sekali sehingga pesantren ini bisa melakukan pemberdayaan umat terkait dengan ekonomi umat berbasis syariah," tambahnya.
Terkait pemberdayaan umat, pihaknya berkeinginan apa yang dilakukan Ponpes binaan LDII ini untuk dapat diaplikasikan di Babel.
"Ada beberapa hal yang membuat kami tertarik, selain pemberdayaan umat yang berkaitan dengan wakaf, zakat dan sebagainya," kata dia.
"Insyaallah ini akan bisa kami adopsi, akan kami modifikasi, secara subtansial kami sudah dapat dari pak kiayi. Kemudian yang sangat menarik adalah pengolahan sampah," urainya.
Pihaknya terkesan melihat pengolahan sampah mandiri yang dilakukan oleh Ponpes dalam rangka mengurangi limbah yang dibuang ke TPA.
Seperti diketahui, permasalahan sampah ini bukan masalah lokal, maupun nasional akan tetapi masalah dunia.
"Banyak teknologi yang dapat diterapkan untuk mengurai sampah, namun banyak pula yang gagal. Saya melihat Ponpes ini tadi, sampah berapa ton per hari dapat diolah dalam beberapa jam sehingga menghasilkan pupuk, menghasilkan pakan ikan, ini suatu hal yang luar biasa," kata KH. Zayadi.
Baca juga: Ribuan Ulama Meninggal Akibat Pandemi, MUI: Percepatan Vaksinasi Bagian dari Ikhtiar Berobat
