Hari Ibu

Kumpulan Puisi yang Bisa Dipersembahkan untuk Ibu Tercinta, Memperingati Hari Ibu 22 Desember 2021

Kumpulan puisi spesial Hari Ibu 22 Desember 2021 oleh Widji Tukul, MH Ainun Najib, Chairil Anwar, Khalil Gibran, Raudal Tanjung Banu hingga Gus Mus.

Editor: Vega Dhini
Freepik.com
Ilustrasi - Ibu dan anak memperingati Hari Ibu 22 Desember 2021. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kumpulan puisi spesial Hari Ibu 22 Desember 2021, puisi oleh Widji Tukul, MH Ainun Najib, Chairil Anwar, Khalil Gibran, Raudal Tanjung Banu hingga Gus Mus.

Tepat hari ini, Rabu 22 Desember 2021 diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.

Ilustrasi- Ibu dan anak merayakan Hari Ibu 22 Desember 2021.
Ilustrasi- Ibu dan anak merayakan Hari Ibu 22 Desember 2021. (Freepik.com/tirachardz)

Peringatan Hari Ibu yang diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya tak hanya untuk mengenang perjuangan seorang ibu, tetapi juga menghargai jasa para perempuan pada umumnya.

Untuk memperingati Hari Ibu, ada banyak cara yang bisa dilakukan.

Baca juga: Upacara Peringatan Hari Ibu dan Bela Negara, Ini Pesan Wali Kota Serang

Baca juga: Makna Logo Hari Ibu Tahun 2021 Rabu 22 Desember 2021 & Sejarah Peringatan Hari Ibu (PHI)

Baca juga: 25 Twibbon Ucapan Selamat Hari Ibu 22 Desember 2021 Lengkap dengan Cara Mengedit & Membagikannya

Baca juga: 15 Ucapan Selamat Hari Ibu 22 Desember 2021 & Cara Mudah Membagikannya ke Media Sosial

Selain mengirim ucapan selamat Hari Ibu hingga memberi kado, Anda juga bisa membacakan puisi dengan tema Hari Ibu kepada ibu tercinta.

Berikut Tribunnews.com rangkum berbagai puisi pilihan dari MH Ainun Najib, Chairil Anwar hingga Khalil Gibran.

Puisi-puisi ini bisa Anda persembahkan kepada ibu di Hari Ibu yang spesial ini.

PUISI #1

Sajak Ibu oleh Widji Tukul

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
Tetapi menangis ketika aku susah
Ibu takbisa memejamkan mata
Bila adikku tak bisa tidur karena lapar

Ibu akan marah besar
Bila kami merebut jatah makan yang bukan hak kami
Ibuku memberi pelajaran keadilan dengan kasih sayang
Ketabahan ibuku

Mengubah rasa sayur murah menjadi sedap
Ibu menangis ketika aku mendapat susah
Ibu menangis ketika aku bahagia
Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
Ibu menangis ketika adikku keluar penjara

Ibu adalah hati yang rela menerima
Selalu disakiti oleh anak-anaknya
Penuh maaf dan ampun
Kasih sayang Ibu adalah kilau sinar kegaiban Tuhan

Membangkitkan haru insandengan kebijakan
Ibu mengenalkan aku kepada Tuhan

PUISI #2

Bunda Airmata karya MH Ainun Najib

Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan air mata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih

Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburan
Menangislah banyak-banyak untuk Ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun untuk membuat Tuhan naik pitam kepada hidupmu

Kalau Ibundamu menangis, para malaikat menjelma butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dr airmata ibunda membuat para malaikat itu silau dan marah kepadamu

Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala menutup pintu sorga bagimu

PUISI #3

Puisi Ibu oleh Chairil Anwar

Pernah aku di tegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu . . . . .

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya akudegil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu . . . . .

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun . . . . .
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu….

Ibu . . . . .

Aku sayang padamu….
Tuhanku….
Aku bermohon padaMu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…..

PUISI #4

Ibu oleh Khalil Gibran

Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan
Pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan

Dialah sumber cinta, belas kasihan, simpati dan pengampunan
Manusia yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti

Segala sesuatu di alam ini melukiskan tentang susuk Ibu
Matahari ada lah ibu dari planet bumi yang memberikan makanannya dengan pancaran panasnya

Matahari tak pernah meninggalkan alam semesta pada malam hari sampai matahari
meminta bumi untuk tidur sejenak di dalam nyanyian lautan dan siulan burung-burung dan anak-anak sungai

Dan bumi adalah ibu dari pepohonan dan bunga-bungan menjadi ibu yang baik bagi buah-buahan dan biji-bijian
Ibu sebagai pembentuk dasar dari seluruh kewujudan dan adalah roh kekal, penuh dengan keindahan dan cinta

PUISI #5

Bulan untuk Ibu oleh Raudal Tanjung Banu

Ibu, di tubuhmu yang tabu untuk kusentuh
Kulabuhkan ingatan keparat dan menyesakkan demi sebait puisi yang menjadikan engkau bulan

Akan bangkit gairah yang runtuh
Meski ajal dan kepulangan terlanjur sudah dijanjikan

Tungku-tungku telah dinyalakan
Kutu-kutu telah ditindas dari rambut.

Sagu-sagu telah di tebang dari lahan gambut. 
Susu-susu sudah di peras dari setiap daging yang tumbuh
Padi-padi telah ditumbuk dari lumbung dan lesung

Lalu, apalagikah yang belum genap
dari tubuhmu, Ibu ?

Di tubuhmu bersarang seluruh rangrang dan burung-burungluruh sayap. 
Pisau tak bersarung
Alu yang berderap. Pun sepatu dan debu
Bumbu-bumbu dan warung kopi penuh cakap tapi tidak tentang kepulangan ! 
Biarlah, Ibu,
kepulangan menjadi milikku seseorang, milik ajal dan gairah tak tertahankan

Agar bangkeit segala yang runtuh,
Hingga tubuhmu tak lagi tabu aku sentuh
dengan tangan panjang kenanganku

Begitulah Ibu, tuubuhmu menjelma jadi sepotong labu dalam arus pikiranku hijau, telanjang, berlumut, terapung hanyut ke laut pengembara

Maka di ujung puisi ini, sebelum turun hujan
Kujadikan engkau bulan.

#Puisi 6

Ibu oleh Gus Mus

Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu sekian lama
Kaulah kawah
darimana aku meluncur dengan perkasa

Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku 
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir 
membasahi dahagaku 
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit
yang menjaga lurus horisonku

Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku 
mencari jejak sorga
di telapak kakimu

(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
menyampaikan kasih sayangMu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasihMu
Amin)

(Tribunnews.com/Arif Tio Buqi Abdulah)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kumpulan Puisi tentang Ibu untuk Memperingati Hari Ibu 22 Desember

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved