Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN: Usaha yang Dilakukan oleh Pemimpin Bangsa Kita dalam Membina Persatuan dan Kesatuan
Cobalah kalian sebutkan tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh pemimpin bangsa kita dalam membina suatu persatuan dan kesatuan!
“Nanti malah kelamaan. Sudah, biar aku saja yang mengerjakan. Kalau cuma sandi begituan, sih, gampang. Kalian nurut saja, biar kelompok kita sampai paling cepat dan dapat juara,” kata Beni. “Tidak bisa begitu.. kita kerjakan bersama saja,” kata Udin. Kemudian, mereka berdiskusi memecahkan sandi untuk menentukan arah yang harus mereka pilih. Diskusi berjalan alot karena ada perbedaan antara Beni dan teman-temannya.
“Menurutku, sandi itu mengatakan bahwa kita harus mengambil jalan ke kanan. Tapi, biar kita sampai di pos paling cepat, kita cari jalan pintas saja. Kita berjalan ke kiri memotong arah. Aku tahu hutan ini, karena aku pernah ke sini berkali-kali,” ujar Beni mantap.
“ Tidak, kita harus berjalan sesuai petunjuk arah,” kata Udin. “Sekarang aku tanya, di sini yang paling pintar siapa? aku kan! Aku juara kelas, kalian semua memiliki peringkat di bawahku. Itu berarti kalian harus menuruti kata-kataku. Aku yakin keputusanku yang paling benar,” kata Beni dengan sombong.
Mereka terus berdebat. Dayu, Lani, Udin dan Siti sependapat, sedangkan Beni tidak sependapat sendiri.
“Sudah..., sekarang kita ikut suara terbanyak saja. Aku, Lani, dan Siti setuju dengan pendapat Udin. Berarti kita jalan ke kanan,” kata Dayu.
“Tidak. Silakan saja kalian berjalan sendiri, pasti nanti kalian yang akan tersesat karena jalannya memutar kalau menuju pos. Biar aku sendiri berjalan ke kiri,” kata Beni.
“Jangan Beni. Kita kan harus selalu bersama. Jangan pergi sendiri, nanti kalau kamu yang tersesat bagaimana? Pokoknya, kita harus tetap bersatu,” ujar Lani.
“Kalau begitu, kalian harus menuruti kata-kataku. Kita berjalan ke kiri,” kata Beni.
“Tapi kompasnya membidik 60 derajat ke arah utara, sesuai kata-kata pada sandi itu. Berarti, kita harus mengambil arah kanan,” kata Siti sambil membidik kompas di tangannya.
“Apa pun alasannya, aku akan berjalan ke kiri. Itu keputusanku, karena aku lebih tahu daerah ini. Kalau kalian tidak mau ikut denganku, ya sudah. Selamat jalan, aku pergi sendiri. Biar nanti aku sampai lebih dulu di tempat tujuan,” kata Beni sambil berlalu meninggalkan kelompoknya.
Siti, Lani, Udin, dan Dayu tercengang dengan sikap Beni. Mereka berusaha mencegah Beni. Namun terlambat, Beni sudah berlari dengan cepat.
Dengan sangat terpaksa, mereka melanjutkan perjalanan tanpa Beni. Sesampainya di pos, ternyata kelompok mereka nomor dua. Ada satu kelompok yang telah sampai lebih dulu di pos itu. Mereka kemudian teringat dengan Beni, Beni tidak ada di sana. Hingga semua kelompok berkumpul di pos tersebut, Beni tidak juga muncul.
Mereka kemudian merasa ketakutan, khawatir jika Beni tersesat di dalam hutan. Dayu melapor pada Pak Guru. Tak lama kemudian, Pak Guru meminta Lani, Siti, Udin, dan Dayu untuk ikut bersama tim mencari keberadaan Beni.
Sementara di tengah hutan, Beni bingung. Ia tiba-tiba lupa dengan jalan yang harus ia tempuh.
“Kenapa sepertinya aku hanya berputar-putar saja? Dari tadi sepertinya jalan yang aku lewati sama. Aku tersesat.... Coba tadi aku nurut sama mereka. Tapi kan gengsi, masak aku paling pintar harus nurut sama mereka yang kepintarannya di bawahku?” kata Beni.