Kisah Pria Penjual Jajanan Tradisional di Kota Serang, Beberkan Kunci Bisa Bertahan Lewati Pandemi
Fahru Ayudi (29), penjual kue Kaloci khas Pontianak, menceritakan pengalaman berjualan selama pandemi Covid-19.
Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN, KOTA SERANG -Fahru Ayudi (29), penjual kue Kaloci khas Pontianak, menceritakan pengalaman berjualan selama pandemi Covid-19.
Pada bulan Desember 2021, Fahru, warga Ciomas, berjualan di Stadion Maulana Yusuf, Kota Serang.
Namun, kata dia, dagangannya hanya laku 4 sampai 5 bungkus selama satu hari.
Untuk menutupi kerugian, dia mengaku sempat hampir mau menjual sepeda motor miliknya.
Selain itu, dia juga mengaku sempat membuang sisa adonan kue yang tidak terjual.
Sebelum berjualan kue, dia mengaku, menjual es kelapa di Tangerang selama 4 tahun.
Namun, karena pandemi Covid-19 dan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, dia akhirnya memutuskan berjualan di Kota Serang.
"Di Tangerang sasaran pembeli cuma pegawai pabrik, karena covid, di sana mah ketat jadinya sepi, sempat jualan keliling tapi jarang laku," ujarnya saat ditemui di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Minggu (16/1/2022).
Baca juga: Viral Remaja 15 Tahun Jalan Kaki dari Bekasi Menuju Tasikmalaya, Sisa Uang Rp 10 Ribu, Ini Kisahnya
"Kalau di Tangerang sudah banyak yang tahu jadinya biasa aja," paparnya.
Dia memilih berjualan di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang lantaran belum ada yang berjualan Kaloci.
"Baru saya yang jualan Kue Kaloci khas Pontianak disini," paparnya.
Selama 1 bulan berjualan, Fahru mengaku hanya mampu menjual 4 bungkus sejak pagi sampai malam.
"Paling laku 4 sampe lima bungkus," terangnya.
Pada malam tahun baru 2022, dia hanya mengantongi uang Rp 40 ribu rupiah dari berjualan sejak sore sampai tengah malam.
"Malam tahun baru saya ngelamun, yang lainvmah dapetnya lumayan lebih, saya cuman dapet 40 ribu, itu dari 7 bungkus yang kejual," terangnya.
Dia mengaku kata cinta dari orang terkasih membuatnya mampu bertahan di masa pandemi.
"Istri saya yang yakinin terus biar lanjut, terus saya coba lagi di 2022 selama 2 minggu, kalau engga laku 3 kg saya putuskan kembali ke Tangerang," paparnya.
Baca juga: Bikin Perawat Terkejut, Reaksi Rafathar saat Disuntik Vaksin Covid-19 Tuai Pujian: Jagoan Ih Aa
Jualan di Serang, dilakukan Fahru secara bertahap dari mulai membuat adonan dua kilogram, kemudian 3 kilogram sampai 12 kilogram.
Dia juga tidak sungkan membagikan tips membuat bahan yang digunakan untuk membuat kaloci yaitu tepung beras ketan yang diproses kemudian diuleni selama 3 jam.
"Yang lama nguleninya, untuk jualan pagi buatnya jam 03.00 WIB," terangnya.
Tidak lupa pula dicampur pandan untuk menghasilkan warna hijau.
Toping pelengkap campurannya yaitu kacang tanah, kacang mete dan gula putih ditumbuk.
Saat melayani pembeli, Fahru mengambil satu centong untuk satu porsi Kaloci seharga Rp 10 ribu rupiah.
Kemudian Kaloci dipipihkan di atas nampan yang sudah diberi campuran bahan bumbu kacang, lalu dipotong kecil-kecil dan dimasukan ke dalam wadah, bagian atasnya ditaburi biji wijen dan ceres.
Rasa Kaloci saat dimakan terasa lembut dan legit seperti moci, namun lebih lembut dan rengah Kaloci.
Bedanya, kue moci toping kacangnya diluar, sedangkan Kaloci taburan kacang keringnya diluar.
"Rasanya kaya moci," tuturnya.
Baca juga: Kisah Cleaning Service Temukan Emas 97 Gram di Toilet Bandara: Bukan Milik Saya, Jadi Dikembalikan
Dia berjualan setiap hari yaitu dipagi dan sore hari.
"Pagi jualan jam 07.00 WIB sampai jam 09.00 WIB, sudah gitu pulang nguleni lagi untuk jualan sore, saya istirahat, makan, sudah gitu sore jualan lagi dari jam 16.00 sampe malm," katanya.
Pada tanggal 5 Januari 2022, jualannya viral lantaran usai diposting oleh jajanan Serangfood.
"Pas diposting di Serangfood, alhamdulillah banyak yang beli, jadi sekarangmah setiap Minggu pagi buat adonannya sebanyak 12 liter tepung beras, sore juga sama 12 liter," katanya.
Sampai saat ini, Fahru terus mencoba menu baru dengan memakai ubi, namun masih terus dicoba agar hasipmya maksimal.
"Eksperimen terus pakai ubi ungu," tuturnya.
Fahru mengaku saat ini keuntungan bersihnya Rp 200 ribu rupiah untuk satu kali jualan.
"Modal awal sekitar Rp 100 sampai 200 ribu modalnya, kalo sekarang alhamdulillah sekali jualan dapet 200 mah," katanya.
Baca juga: Kisah Shela Nur, Atlet Difabel yang Belum Mendapatkan Hak Setelah Raih 3 Emas di Peparnas 2019
Pembeli bernama Indah, Aulia dan Tasya mengaku penasaran dengan rasa kue Kaloci.
Dia melihat jajanan tersebut melalui instagram yang diposting oleh Serangfood.
"Liat di instagram jajanan yang lagi firal itu," kata Aulia.
"Sengaja olahraga mau cari jajanan Kaloci, kemaren soalnya dicari abangnya engga jualan," tuturnya.
Usai mencoba, Aulia mengaku rasanya enak seperti moci, namun lebih renyah dan gurih.
"Enak rasanya," katanya.
Sekitar pukul 09.15 WIB, dagangan Fahru sudah ludes terjual, pembeli silih berganti datang dan tidak jarang banyak yang kembali pulang lantaran tidak kebagian.
Pada Minggu pagi, biasanya Fahru berjualan di dalam area tepatnya di depan tulisan Stadion Maulana Yusuf.
Saat hari-hari biasa, dia berjualan di gerbang ketiga di luar Stadion.