Gunung Anak Krakatau Meletus, Terjadi 17 Kali Gempa Low Frequency, Warga Diimbau Menjauh Radius 2 KM

Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda mengalami peningkatan, Kamis (3/2/2022), sekira pukul 16.15 WIB.

TRIBUNBANTEN.COM - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda mengalami peningkatan.

Adapun peningkatan aktivitas GAK terjadi pada Kamis (3/2/2022), sekira pukul 16.15 WIB.

Hal tersebut diinformasikan  langsung oleh Kantor Pos Pantau Gunung Anak Krakatau yang terletak di Kecamatan Rajabasa.

Baca juga: UPDATE Terkini Kondisi Gunung Anak Krakatau Pascagempa M 6,6, Ini Hasil Pengamatan PVMBG dari Lokasi

Terjadi erupsi dengan ketinggian kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak kurang lebih 357 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut.

Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 10 mm dan durasi 0 detik.

Kepala Pos Pantau Gunung Krakatau yang terletak di Kecamatan Rajabasa,  Andi Suardi membenarkan telah terjadi erupsi pada Gunung Anak Krakatau

"Nggak ada kerugian yang ditimbulkan dari erupsi gunung anak krakatau ini. Nggak ada gempa-gempa juga."

"Cuma ada asap disekitar gunungnya aja," kata Andi, pada Kamis (3/2/2022) malam.

Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau sebagaimana dilaporkan Kantor Pos Pantau Gunung Anak Krakatau pada Kamis (3/2/2022) sekitar pukul 16.15 wib.
Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau sebagaimana dilaporkan Kantor Pos Pantau Gunung Anak Krakatau pada Kamis (3/2/2022) sekitar pukul 16.15 wib. (Tangkapan layar web pos pantau GAK)

Baca juga: Gunung Semeru Kembali Keluarkan Guguran Awan Panas, Relawan dan Warga Berlarian

Baca juga: Singgung Erupsi Semeru, UAS Sebut Gunung Bertasbih Pagi Petang, Manusia? Jika Tidak Mau, Mati Saja

Andi mengatakan saat ini status Gunung Anak Krakatau masih berada di level II waspada.

 "Saat ini statusnya masih di level II atau waspada," katanya.

Andi mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekat ke Gunung Anak Krakatau dahulu, hingga radius 2 kilometer.

"Imbauan kepada masyarakat masih sama. Diimbau kepada masyarakat agar tidak mendekat dulu ke Gunung Anak Krakatau ini, hingga radius 2 km," ucapnya.

"Untuk gempa-gempa belum ada. Cuma beberapa kali mengeluarkan asap aja," pungkasnya.

Dari sisi klimatologi, saat itu cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah selatan dan barat daya. Suhu udara sekitar 27 derajat. 32,2 celcius. kelembaban 43-72 persen.

Hasil pengamatan kegempaan, telah terjadi 1 kali gempa hembusan dengan dengan amplitudo 4 mm, dan Lama gempa 10 detik.

Sebanyak 17 kali gempa low frequency dengan amplitudo 5-17 mm, dan lama gempa 2-5 detik.

Terjadi 9 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 4-22 mm dan lama gempa 2-13 detik. Dan 1 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 16 mm. S-P 1.6 detik dan lama gempa 9 detik

Sebanyak 2 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 45-47 mm. S-P 2.46-2.47 detik. dan lama gempa 40-46 detik.

Terjadi 1 kali gempa tektonik jauh, dengan amplitudo 22 mm. S-P 13.3 detik dan lama gampe 63 detik. Dan 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-13 mm, dominan 1 mm.

Andi menambahkan, untuk pengamatan GAK dari pos pantau di Desa Hargopancuran pada sore ini tidak dapat melihat dengan jelas aktivitas GAK.

“Untuk pengamatan dari pos pantau GAK di Hargopancuran gelap, tidak teramati aktivitas GAK. Karena kabut,” kata Andi.

Menurutnya, dalam beberapa hari terakhir aktivitas GAK cendreung normal dan tidak ada peningkatan aktivitas yang berarti.

Video Editor: Rizki Asdiarman

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Diimbau Tak Mendekat Radius 2 KM dan Gunung Anak Krakatau Mengalami Peningkatan Aktivitas, Terjadi 17 Kali Gempa Low Frequency
Jumat, 4 Februari 2022 02:39 WIB

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved