Rusia Umumkan Berhenti Jual Mesin Roket, Roscosmos Suruh AS ke Luar Angkasa "Pakai Sapu Lain"
Rusia Umumkan Berhenti Jual Mesin Roket, Roscosmos Suruh AS ke Luar Angkasa "Pakai Sapu Lain"
TRIBUNBANTEN.COM - Dampak perang Rusia vs Ukraina semakin meluas.
Meski getol memberikan sanksi ekonomi ke Rusia, Amerika Serikat juga tetap kena imbasnya.
Kali ini, industri peluncuran Amerika Serikat (AS) yang kena getahnya.
Pasalnya, piihak Rusia menghentikan penjualan mesin roket.
Hal itu dikemukakan oleh Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) Dmitry Rogozin.
Baca juga: Menteri Luar Negeri Ukraina Tuding Tentara Rusia Perkosa Ratusan Perempuan Ukraina
Ia mengatakan, industri peluncuran Amerika Serikat (AS) harus “naik sapu mereka” ke luar angkasa, saat ia mengumumkan diakhirinya penjualan roket dengan perusahaan AS.
Rusia menjual dan memelihara mesin RD-180, yang digunakan pada tahap pertama roket Atlas V United Launch Alliance (ULA), sejak pertengahan 1990-an.
Sejauh ini, dari 122 yang dikirim, 98 telah digunakan.
“Dalam situasi seperti ini (dihantam sanksi) kami tidak dapat memasok AS dengan mesin roket terbaik dunia kami.
Biarkan mereka terbang dengan sesuatu yang lain, sapu mereka, saya tidak tahu apa," kata Rogozin di televisi Pemerintah Rusia, sebagaimana dilansir Daily Mail pada Jumat (4/3/2022).
ULA sudah mulai bekerja untuk mengganti mesin RD-180 di Atlas V, menandatangani kesepakatan pada 2014 dengan Blue Origin milik Jeff Bezos untuk mesin BE-4.
Selain mengakhiri penjualan mesin ke AS, Rusia menarik diri dari proyek bersama dengan Jerman, dan perjanjian peluncuran dengan Badan Antariksa Eropa, serta mengancam AS dengan diakhirinya kerja sama Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Badan antariksa Rusia juga telah menutupi bendera AS dan Inggris pada roket Soyuz - melukis V untuk mendukung militer negaranya, dan mengumumkan pergeseran menuju pembangunan satelit pertahanan di masa depan.
Ketika Rusia mengirimkan roket ke AS untuk digunakan oleh ULA, mereka diberikan bantuan teknis tentang integrasi dengan roket, untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
Dari 122 roket yang dikirim sejauh ini, 24 masih disimpan di gudang.
Rusia kemudian mengatakan tidak akan memberikan dukungan, pemeliharaan, atau bantuan apa pun untuk mesin tersebut ke depan.