Perusahaan Minyak Goreng Ini Hadirkan Kemasan Botol Ramah Lingkungan Saat Minyak Sedang Langka

Perusahaan minyak goreng PT Bina Karya Prima luncurkan kemasan baru disaat minyak goreng sedang langka.

Editor: Anisa Nurhaliza
TribunBanten.com / Ahmad Tajudin
Minyak goreng terpajang rapi di toko sembako yang berada di Desa Tambiluk, Kecamatan Petir.  

TRIBUNBANTEN.COM - Perusahaan minyak goreng PT Bina Karya Prima luncurkan kemasan baru disaat minyak goreng sedang langka.

PT Bina Karya Prima telah meluncurkan kemasan ramah lingkungan untuk produk minyak goreng Tropical.

Menurut Aristo Kristandyo, Senior VP Marketing PT Bina Karya Prima. dibuatnya kemasan baru tersebut karena pada perusahaan ini menanamkan inovasi yang berbeda di setiap generasi.

Dan yang terpenting, kemasan botol ramah lingkungan yang dihadirkan ini mengajak semua kalangan untuk membuang sampah sesuai jenis pada tempatnya, terutama untuk kalangan anak muda.

Baca juga: Minyak Goreng Kemasan Menyesuaikan Harga Keekonomian, Jenis Curah Disubsidi Jadi Rp 14.000/Liter

Sebab melansir dari data sensus penduduk 2020 Biro Pusat Statistik (BPS), hasil tersebut menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia didominasi 27.94 persen oleh Generasi Z dan 25.84 persen oleh Generasi Milenial.

"Dua generasi ini adalah Jantung Hati kita yang akan menjadi penerus kelanjutan detak Jantung Bumi dalam hal menjaga lingkungan hidup,” tutur Aristo saat meluncurkan kampanye Tropical Generasi Peduli, Selasa (15/3/2022).

Kampanye ini mengajak kepedulian terhadap detak jantung bumi dan jantung hati, yang dimaknai sebagai kepedulian terhadap lingkungan hidup, dan kepedulian terhadap anak anak kita sebagai generasi penerus.

Setiap tahun pengelolaan sampah masih menjadi persoalan pelik bagi Indonesia.

Data dari Suistainable Waste Indonesia (SWI) tahun 2017 menunjukkan bahwa 24 persen sampah di Indonesia masih tidak terkelola.

Baca juga: Siap-siap Harga Minyak Goreng Kemasan Segera Naik agar Tersedia di Pasar Modern dan Tradisional

Diketahui dari data itu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik 60 persen, sampah plastik 14 persen, serta bahan lainnya sebanyak 26 persen.

Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam kampanye ini ikut menyampaikan bahwa Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sedang menggalakkan pengurangan sampah dari sumber yang berbasis pemilahan sampah.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 77 tahun 2020 tentang pengelolaan sampah lingkup rukun warga (RW) yang dimana implementasinya masyarakat harus memilah sampah sejak dari rumah sesuai jadwal per jenis sampah.

Penerima penghargaan Satyalancana Wira Karya 2018, Nugie, musisi serta penggiat lingkungan hidup yang turut aktif dalam kampanye ini membagikan pengalaman mengajarkan anak-anak nya untuk membuang sampah sesuai jenis nya.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Bahan Pokok di Pasar Rangkasbitung Alami Fluktuasi, Minyak Sulit Ditemukan

Disebutkan oleh Nugie, tidak semua sampah yang akan dibuang itu jenisnya sama, oleh karena itu anak-anak sebagai generasi penerus perlu menjadikan ini satu kebiasaan baru agar pengolahan sampah menjadi lebih mudah.

Cara ini juga dapat menghindari terjadinya penumpukan sampah yang dapat memicu pencemaran udara.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved