Pukulan Keras bagi Vladimir Putin, Jenderal Keempat Rusia Tewas dalam Serangan di Ukraina, Siapa?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan Rusia kembali kehilangan satu jenderalnya dalam serangan di Ukraina.

AFP via Tribunnews
Prajurit Ukraina membawa mayat seorang kawan di atas tandu di kota Irpin, barat laut Kyiv, pada 13 Maret 2022. Kedutaan Amerika Serikat di Kyiv menyebut tentara Rusia menembaki 10 orang yang sedang berdiri mengantre untuk membeli roti di Chernihiv. 

TRIBUNBANTEN.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan Rusia kembali kehilangan satu jenderalnya dalam serangan di Ukraina.

Meski tak disebutkan namanya, tetapi menurut penasihat kementerian dalam negeri Ukraina, Mayor Jenderal Oleg Mityaev tewas dibunuh Batalyon Azov yang berhaluan sayap kanan.

Melansir BBC, Oleg Mityaev meninggal pada hari Selasa (15/3/2022) dalam penyerbuan kota pelabuhan selatan Mariupol.

Hal tersebut menjadikan Oleg Mityaev sebagai jenderal keempat yang tewas dalam pertempuran itu.

Kematian jenderal keempat membuat beberapa orang bertanya mengapa anggota senior militer Rusia begitu dekat dengan garis depan.

Baca juga: Sempat Hilang usai Sebut Putin Psikopat, Model Rusia Ditemukan Tewas dalam Koper Setahun Kemudian

Analis percaya bahwa sekitar 20 jenderal memimpin operasi Rusia di Ukraina, yang berarti bahwa jika semua kematian yang dilaporkan dikonfirmasi, seperlima jenderal Rusia telah tewas dalam aksi.

Dengan kerugian yang begitu tinggi, beberapa ahli percaya bahwa para jenderal tidak hanya berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, tetapi Ukraina kemungkinan akan menargetkan perwira tinggi Rusia.

"Saya tidak berpikir ini kecelakaan. Satu kecelakaan, tapi ini banyak yang ditargetkan," Rita Konaev dari Universitas Georgetown mengatakan kepada BBC.

Berbicara kepada Wall Street Journal, seseorang dalam lingkaran dalam Presiden Zelensky mengatakan Ukraina memiliki tim intelijen militer yang didedikasikan untuk menargetkan kelas perwira Rusia.

"Mereka mencari jenderal, pilot, komandan artileri yang terkenal," kata orang itu kepada surat kabar itu.

Dengan militer Ukraina kalah jumlah, penargetan individu tingkat tinggi bisa menjadi bagian penting dari perang informasi, menurut Ms Konaev.

"Dengan asumsi ada unsur penargetan, ini memberi makan moral Ukraina sendiri. Ada unsur kemenangan. Ini menginspirasi."

Maksim Korobych, 18 tahun, berdiri di dekat petugas pemadam kebakaran di depan sebuah gedung apartemen yang hancur setelah ditembaki di distrik Obolon barat laut Kyiv pada 14 Maret 2022. - Dua orang tewas pada 14 Maret 2022, karena berbagai lingkungan ibukota Ukraina Kyiv berada di bawah serangan penembakan dan rudal, kata pejabat kota, pada hari ke 19 setelah militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP)
Maksim Korobych, 18 tahun, berdiri di dekat petugas pemadam kebakaran di depan sebuah gedung apartemen yang hancur setelah ditembaki di distrik Obolon barat laut Kyiv pada 14 Maret 2022. - Dua orang tewas pada 14 Maret 2022, karena berbagai lingkungan ibukota Ukraina Kyiv berada di bawah serangan penembakan dan rudal, kata pejabat kota, pada hari ke 19 setelah militer Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Baca juga: Bukan AS Apalagi China, Negara Kelaparan Ini Justru yang Bisa Hancurkan Masa Depan Rusia, Mengapa?

Agar Ukraina dapat menargetkan perwira Rusia tertentu, ia perlu mengetahui di mana mereka berada.

Analis mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan saluran komunikasi terbuka yang dapat memberikan petunjuk tentang di mana target tertentu berada.

"Jika Rusia menggunakan ponsel atau radio analog untuk berkomunikasi dengan perwira senior, Ukraina memiliki segalanya," kata analis pertahanan Konrad Muzyka dari Rochan Consulting kepada BBC.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved