Di Kota Tangsel, Pedagang Gorengan Naikkan Harga karena Harga Minyak Goreng Tetap Tinggi

Di Kota Tangsel, Pedagang Gorengan Naikkan Harga Gorengan karena Harga Minyak Goreng Tetap Tinggi

Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Desi Purnamasari
ILUSTRASI penjual gorengan. 

TRIBUNBANTEN.COM - Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pedagang gorengan terpaksa menaikkan harga gorengan karena harga minyak goreng melambung tinggi.

Harga gorengan yang semula dipatok Rp 1.000 per gorengan, kini pembeli harus membayar harga gorengan Rp 5.000 untuk 4 gorengan.

Kenaikan harga gorengan itu terjadi di kios gorengan milik Amin (55).

Kios gorengannya tepat bersebelahan dengan Kantor Kelurahan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Baca juga: Pedagang Gorengan Pilih Tidak Pakai Minyak Goreng Murah, Ini Alasannya

Warung gorengan berukuran 5 X 4 meter itu sebagai tempat satu-satunya Amin dan keluarga mencari nafkah.

Amin mengaku telah 8 tahun bersama sang istri berjualan gorengan di lokasi tersebut.

Sebelum menetap pada kios terssebut, Amin telah berjualan gorengan sejak lama.

Dia mengaku kelabakan dalam menjalankan usahanya karena harga minyak goreng terus melambung.

"Sudah 25 tahun berdagang gorengan sejak dari pikulan, dorongan dan sekarang mangkal di sini," katanya saat ditemui Tribuntangerang.com di Serua, Rabu (23/3/2022).

Pria paruh baya itu mengaku, berdagang gorengan dapat memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya dan bergantung terhadap usaha kecilnya ini.

Namun, saat ini Amin sedang kesulitas dalam berdagang gorengan karena harga minyak goreng yang terus naik.

"Ya sebelum harga minyak naik penghasilan jualan gorengan lumayan lah. Tetapi dengan harga minyak naik tinggi begini ya jadi pas-pasan untuk menutupi kebutuhan keluarga," kata Amin di sela kesibukannya menggoreng ubi.

Setiap hari, dia membutuhkan 10 liter minyak goreng untuk menggoreng segala macam bahan makanan.

Modal yang dikeluarkan untuk minyak goreng Rp 460.000 hingga Rp 480.000 per hari.

"Ya variasi harganya (minyak goreng kemasan) ada yang Rp 46.000 ada yang Rp 48.000 (per kemasan)," ucap Amin.

Meskipun harga minyak goreng kemasan mahal, dia tak ingin mengganti minyak goreng curah.

Alasannya, dia ingin menjaga kualitas gorengan yang dijual kepada pelanggannya.

"Saya tidak menggunakan minyak curah, saya pakai minyak goreng kemasan untuk menjaga kualitas makanan," katanya.

Meski begitu, dia terpaksa menaikkan harga gorengannya agar tetap mendapatkan untung dari bisnisnya.

Pasalnya, bukan hanya harga minyak goreng yang melonjak, harga bahan pokok dagangannya juga ikut-ikutan naik.

Keuntungan bisnisnya ini cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

"Sekarang harganya tinggi karena saya naikin kan, tadinya satu gorengan harganya Rp 1.000, sekarang Rp 5.000 dapat empat," kata Amin.

"Walaupun harga minyak naik tapi ukuran makanannya tidak saya perkecil, ya harga naik saja sama penghasilan per hari juga enggak nutup lah ya," ujarnya.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Begini Siasat Agil Sebagai Pedagang Gorengan!

Harapannya, pemerintah segera bertindak untuk menekan harga minyak goreng kemasan di pasaran.

Pemerintah juga menurunkan harga minyak goreng kemasan sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan.

Kenaikan harga minyak goreng lebih berdampak terhadap pedagang kecil dan warga ekonomi lemah.

"Ya kita harapkan harga minyak turun lah ya, apalagi mau menghadapi bulan puasa, yang mana gorengan menjadi salah satu menu buka puasa. Bukan hanya pedagang gorengan yang susah, ibu rumah tangga juga kasihan," ucap Amin.

Artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Pedagang Gorengan Terpaksa Naikkan Harga Gorengan karena Harga Minyak Goreng Tetap Tinggi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved