Sejak Diinvasi, Ukraina Jalankan Propaganda, Citrakan Diri Tentara Kecil Berani Lawan Raksasa Rusia

Sejak Diinvasi, Ukraina Jalankan Propaganda, Citrakan Diri Tentara Kecil Berani Lawan Raksasa Rusia

Editor: Ahmad Haris
Skynews.com
Relawan perang asal Inggris, Ben Spann saat berfoto bersama tentara Ukraina. 

Pesan Kunci yang Disebarluaskan

Dokumen lain berjudul “Pesan Utama” berisi klaim propaganda khusus yang disebarluaskan di media barat arus utama, tetapi sejak itu telah didiskreditkan.

Satu bagian mengklaim "seluruh Eropa berada di ambang bencana nuklir, ketika pasukan Rusia mulai menembaki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhya terbesar di Eropa."

Namun, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, Rafael Mariano Grossi, mengatakan bangunan yang terkena "proyektil" Rusia di pabrik Zaporizhzhia "bukan bagian dari reaktor", melainkan pusat pelatihan.

Pasukan Rusia juga meminta para pekerja Ukraina untuk terus mengoperasikan reaktor itu. Bagian lain berterima kasih kepada Turki atas keputusan “memblokir akses kapal perang Rusia ke Laut Hitam.”

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menutup selat Bosphorus dan Dardanelles untuk semua kapal militer, mencegah kapal NATO dan Rusia mengakses Laut Hitam.

Di antara pesan utama dokumen tersebut adalah pernyataan terima kasih kepada “Demonstrasi anti-perang yang diadakan warga dari banyak negara di seluruh dunia menunjukkan dukungan kuat kepada Ukraina dalam membela melawan Rusia.”

Ini mengacu pada demonstrasi besar-besaran pro-Ukraina di Eropa yang telah menampilkan seruan bagi AS dan NATO untuk menetapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.

Namun, banyak video dan laporan telah mendokumentasikan otoritas Ukraina mencegah orang Afrika melarikan diri dari pertempuran.

Bahkan New York Times, bukan benteng propaganda Kremlin, menerbitkan laporan yang mendokumentasikan praktik rasis ini.

Satu pesan mengatakan bahwa “Pada 16 Maret, pasukan Rusia menjatuhkan bom di teater drama tempat hingga 1.300 warga sipil dilindungi. Jumlah korban masih belum diketahui.”

Namun, seperti yang dilaporkan Max Blumenthal, ledakan bom itu hasil operasi bendera palsu (false flag) yang dirancang Batalyon Neo-Nazi Azov, dan bertujuan memicu intervensi NATO.

Ternak Troll yang didukung NATO

Penyelidikan lain yang ditulis secara anonim menunjukkan bagaimana firma hubungan masyarakat Ukraina telah menggunakan iklan bertarget untuk menjelajahi internet Rusia dan jaringan media sosial dengan pesan seruan untuk mengisolasi Moskow secara ekonomi dan “menghentikan perang.”

Upaya ini dipimpin Bezlepkin Evgeny Vitalievich, yang menggunakan alias Evgeny Korolev, bersama dengan Pavel Antonov dari organisasi Targetorium.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved