Harga Komoditas Naik, Inflasi di Banten Jadi 1,04 % per Maret 2022, Tertinggi di Cilegon
Jelang Ramadan 1443 Hijriah, sejumlah komoditas pangan di Provinsi Banten mengalami inflasi.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Glery Lazuardi
Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Jelang Ramadan 1443 Hijriah, sejumlah komoditas pangan di Provinsi Banten mengalami inflasi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2022, sejumlah komoditas di Banten mengalami inflasi rata-rata sekitar 1,04 persen.
Setidaknya terdapat tiga kota/kabupaten dengan aktivitas ekonomi tinggi, yaitu Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang.
Inflasi tertinggi berada di Kota Cilegon mencapai 1,14%.
"Dari tiga wilayah yang dipantau, Kota Serang inflasi 1,12 persen Kota Tangerang 1,0 persen dan Kota Cilegon 1,14 persen," ujar Kepala BPS Provinsi Banten, Dody Herlando, saat ditemui di kantornya, pada Senin (18/4/2022).
Baca juga: Beberapa Kebutuhan Pangan di Kabupaten Serang Alami Defisit, Tapi Inflasi Masih Relatif Aman
Dari tiga kota/kabupaten dengan aktivitas ekonomi tertinggi, Kota Tangerang di wilayah Tangerang Raya merupakan daerah paling tinggi aktivitas rumah tangga.
Sedangkan untuk inflasi tertinggi pada Maret 2022 ada di Kota Cilegon.
Adapun sejumlah komoditas pangan yang mengalami inflasi, yaitu.
Di antaranya cabai merah hampir 39,20% kenaikannya, minyak goreng 8,75%, telur ayam RAS sekitar 9,14% dan daging ayam RAS 4,37%.
Menurut dia, biasanya, daging akan mengalami kenaikan menjelang puasa hingga Lebaran.
Menurutnya, sejumlah bahan pokok itu mengalami kenaikan.
Faktor penyebabnya yaitu sudah dibuka layanan angkutan jalur udara.
"Sejak Covid-19 ini mereda, kan sudah boleh memanfaatkan angkutan udara. Karena harga tiketnya lumayan (mahal,-red) jadi selama bulan puasa juga akan mengalami kenaikan juga," ujarnya.
Selain itu, dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina juga menjadi sebab terjadinya inflasi.
Akibat dari perang tersebut menyebabkan bahan bakar mengalami kenaikan.
Dikatakannya bahwa bahan bakar merupakan efek global yang diakibatkan dari perang Ukraina.
Kendati demikian, walaupun harga minyak, baik minyak goreng maupun minyak bumi dan bahan bakar lainnya tengah mengalami kenaikan.
Dikatakannya bahwa secara andil inflasi hanya sebesar 0,06 persen saja.
Akan tetapi, hal itu tetap memberikan pengaruh yang signifikan.
Baca juga: Strategi Putin Wajibkan Bayar Gas Rusia Pakai Rubel Bisa Hancurkan Dolar AS, Inflasi Menggila
“Kami di sini ada hampir 500 komoditas yang dipantau. Jadi memang setiap komoditas itu memiliki andil yang cukup besar," katanya.
Misalkan, kata dia, jika dulu asumsi makro ekonomi Indonesia itu 60 dolar per barel minyak.
"Sekarang sudah menjelang 120 dolar per barel, akhirnya merambat kepada komoditas lainnya,” ungkapnya.