Telah Teruji dalam Pertempuran dan Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir, AS Waspadai Rudal Iskander Putin
Telah Teruji dalam Pertempuran dan Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir, AS Waspadai Rudal Iskander Putin
TRIBUNBANTEN.COM - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengamati dengan cermat tanda-tanda, bahwa angkatan bersenjata Rusia sedang mempersiapkan segala jenis serangan nuklir.
Rusia disebut memiliki 1.000 hingga 2.000 hulu ledak nuklir non-strategis.
Akan tetapi, yang paling ditakuti ialah Rudal Iskander milik Putin.
Rusia memiliki 1.000-2.000 hulu ledak nuklir non-strategis, yang sebagian besar adalah senjata yang dikirim dari udara dan angkatan laut.
Baca juga: Buntut Retorika Presiden AS, Bisa Menuju Pecahnya Perang Dunia III yang Berujung Perang Nuklir
Hal itu dikemukakan Hans Kristensen dari Federasi Ilmuwan Amerika, salah satu pakar terkemuka dunia tentang persenjataan dan penyebaran nuklir.
Ia memperkirakan, bahwa ada sekitar 100 hulu ledak nuklir yang dialokasikan untuk unit tentara.
Beberapa lainnya untuk senjata artileri berkemampuan nuklir warisan dengan mayoritas sisanya ditugaskan ke brigade Iskander (ada 12 brigade, tiga di antaranya dikerahkan ke Belarus).
Seorang perwira senior Angkatan Udara AS yang menangani senjata nuklir mengatakan kepada Newsweek bahwa satu-satunya senjata yang dianggap serius oleh komunitas intelijen sebagai ancaman dalam perang Ukraina adalah rudal Iskander.
Rudal jelajah yang ditembakkan ke Ukraina rentan untuk ditembak jatuh, dan artileri terlalu dekat dan tidak dapat diandalkan.
"Hanya Iskander yang memastikan penetrasi, dan performanya sangat baik."
Rudal Iskander dengan jangkauan 310 mil diperkenalkan ke pasukan darat Rusia pada akhir 2010.
Ini memulai proses penggantian Tochka-U (NATO SS-21 Scarab) yang lebih tua dan lebih pendek.
Pada November 2019, kepala Kolonel Jenderal Angkatan Darat Oleg Salyukov mengatakan pengerahan Iskander telah selesai.
Iskander memiliki beberapa jenis hulu ledak, hulu ledak konvensional eksplosif kesatuan, hulu ledak cluster munitions, hulu ledak bahan bakar-udara, penetrator bumi, hulu ledak nuklir, dan hulu ledak pulsa elektromagnetik (frekuensi radio) konvensional.
Rudal ini dirancang untuk bermanuver dalam penerbangan dan dilengkapi dengan alat bantu penetrasi yang dimaksudkan untuk membingungkan rudal permukaan-ke-udara dan pertahanan rudal balistik.