Rusia dan Ukraina Masih Berperang, Serbia Unjuk Kekuatan Militernya, Pamer Rudal Baru dari China

Rusia-Ukraina Masih Berperang, Serbia Unjuk Kekuatan Mikiternya, Pamer Rudal Baru dari China

Editor: Ahmad Haris
(Asia Times)
Menurut studi, rudal-rudal China bisa hancurkan pangkalan militer AS dalam hitungan jam. 

TRIBUNBANTEN.COM - Di tengah-tengah konflik Rusia vs Ukraina, Serbia meluncurkan rudal surface-to-air baru buatan China yang ditampilkan secara publik pada Sabtu (30/4/2022).

Mengutip Tribunnews.com, pembelian sistem rudal China oleh Beograd ini memicu kekhawatiran di Barat dan beberapa negara tetangga Serbia, bahwa pembangunan senjata di Balkan dapat mengancam perdamaian kawasan tersebut.

Media Al Jazeera melaporkan, masyarakat dan media diundang ke pameran militer yang digelar di lapangan terbang Batajnica dekat Beograd. 

Baca juga: Riuh Rencana Presiden Putin Hadiri G20 di Indonesia, Disorot Media-media Asing, China Beri Dukungan

Rudal China dan Prancis nampak berbaris di samping helikopter, drone bersenjata buatan China, dan jet tempur Rusia.

"Kami baru-baru ini dapat menginvestasikan lebih banyak uang dan sebagai hasilnya melengkapi tentara kami dengan sumber daya terkini," kata Presiden Serbia, Aleksandar Vucic di sela-sela pertunjukan udara dan senjata di Batajnica.

"Saya bangga dengan tentara Serbia, saya bangga dengan kemajuan besar," ujar presiden, yang menghadiri pameran itu bersama komandan militer.

Mereka menonton pertunjukan aerobatik yang menampilkan jet MiG-29 hasil rombakan yang disumbangkan oleh Rusia pada tahun 2017.

"Kami akan secara signifikan memperkuat angkatan udara tempur kami. Serbia adalah negara netral, dan Serbia harus menemukan solusi yang memungkinkannya untuk melestarikan langit dan negaranya," ujar Vucic, dikutip dari DW. 

Vucic mengatakan, sistem senjata bukanlah ancaman dan hanya bentuk pencegahan terhadap serangan potensial.

"Kami tidak akan lagi membiarkan siapa pun menjadi karung tinju," kata Vucic, merujuk pada pemboman 78 hari oleh NATO atas Serbia pada 1999 karena serangan berdarahnya terhadap separatis Kosovo Albania.

Serbia, yang berperang dengan tetangganya pada 1990-an, tidak mengakui kemerdekaan Kosovo yang dideklarasikan pada 2008.

Beograd masih memiliki hubungan yang dingin dengan anggota NATO, Kroasia dan Montenegro serta Bosnia, yang pemimpin separatis Serbia Bosnia Milorad Dodik menghadiri pertunjukan militer pada hari Sabtu.

Meskipun Serbia secara resmi mencari keanggotaan Uni Eropa, Serbia memiliki banyak persenjataan dari Rusia dan China.

Negara ini telah memiliki tank tempur T-72, jet tempur MiG-29, helikopter serang Mi-35, dan drone.

Rudal cangging surface-to-air HQ-22 China yang versi ekspornya dikenal sebagai FK-3, dikirim bulan lalu oleh sejumlah pesawat angkut Angkatan Udara China.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved