PDI-P Pede Ajukan Calon Sendiri, Prabowo-Puan di Pilpres 2024 Menguat, Bagaimana Peluang Ganjar?
Anggota DPR RI Fraksi PDIP Junimart Gisang mengatakan pihaknya tak terlalu mengambil pusing ihwal terbentuknya koalisi Partai Golkar, PPP dan PAN.
TRIBUNBANTEN.COM - Anggota DPR RI Fraksi PDIP Junimart Gisang mengatakan pihaknya tak terlalu mengambil pusing ihwal terbentuknya koalisi Partai Golkar, PPP dan PAN.
Diketahui, gabungan partai politik (parpol) itu dinamakan Koalisi Indonesia Bersatu.
Ia menjelaskan, partai berlambang banteng moncong putih itu merupakan satu-satunya parpol di parlemen yang bisa mengusung calon presiden (capres) tanpa perlu berkoalisi dengan parpol lainnya.
PDIP di DPR memperoleh sebanyak 128 kursi atau 22,26 persen. Artinya itu telah melebihi syarat presidential threshold sebesar 20 persen.
"PDIP itu tidak perlu umumkan koalisi, PDIP sudah bisa mengusung itu saja dipahami. Sebagai catatan partai yang satu-satunya bisa mengusung presiden ya PDIP tanpa koalisi juga bisa,” kata Junimart di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (17/5/2022).
Baca juga: PENGUMUMAN: Megawati akan Buka Demo Masak Tanpa Minyak Goreng di Sekolah Partai PDI Perjuangan Besok
Meski begitu, keputusan koalisi di PDIP sepenuhnya berada di tangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“PDIP itu partai yang betul-betul siap dengan pesta demokrasi, kalau masalah koalisi nanti saja itu menjadi kewenangan Ibu Ketua Umum. Jadi, koalisi urusan Ibu Ketua Umum bukan urusan kita, kita hanya ikut tegak lurus saja,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, nama koalisi partai politik (parpol) dari gabungan PPP, PAN dan Golkar ialah Indonesia Bersatu.
Ia menjelaskan, bersatu itu merupakan gabungan dari simbol Golkar, PAN dan PPP.
"Jadilah kalau digabung menjadi Indonesia Bersatu. Filosofinya, sebuah harapan, menjadi sebuah koalisi yang berdiri kokoh, tumbuh kuat dan besar berkat sinar matahari, dan mendapatkan ridlo Allah SWT," kata Ace kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu menyebut, tujuan dari terbentuknya koalisi itu untuk mengakhiri polarisasi masyarakat yang masih ada setelah 2 kali Pilpres, yakni Pilpres 2014 dan 2019.
"Tiga partai yang berkumpul sepakat bahwa dalam Pemilu 2024 nanti kita tidak boleh terjebak pada hal yang sama sebelumnya, yakni pembelahan sosial, polarisasi yang tidak kunjung sembuh meskipun pemilu sudah usai," ujarnya.
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri merupakan king maker atau penentu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres dan Cawapres) untuk Pilpres 2024.
Pilihan kedua tokoh tersebut diperkirakan akan mengusung Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Puan Maharani sebagai pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024.
Politikus PDIP, Masinton Pasaribu, menilai jika benar dukungan diberikan kepada pasangan Prabowo-Puan pada Pilpres 2024, tentu bukan tanpa alasan.
Menurutnya, Prabowo dan Puan bisa melanjutkan tongkat estafet sejumlah program pemerintahan Presiden Jokowi.
"Pastinya beliau berdua Pak Prabowo dan Mba Puan tentu memiliki komitmen yang sama dengan Pak Jokowi. Komitmen Pak Prabowo dan Mba Puan tidak perlu diragukan untuk melanjutkan tongkat estapet kesinambungan program kerja Pak Jokowi," kata Masinton, kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (14/5/2022).
Baca juga: Usulan Ganjar Pranowo-Puan Maharani di Pilpres 2024, Kader PDI P: Tak Akan Ada Gesekan
Selain itu, kata Masinton, hubungan Megawati dengan Prabowo sudah terjalin sejak lama.
"Kalau relasi hubungan Ibu Mega dengan Pak Prabowo itu bukan hubungan baru, itu sudah cukup lama. Jauh sebelum koalisi Pilpres saat itu sudah cukup kenal," terang Masinton.
Jika mengacu ke konteks kerja sama sebagai tokoh, Masinton menilai keduanya sama-sama ketum partai.
"Baik Ibu Mega dan Pak Prabowo menunjukkan sikap kenegarawanan, modal kebersamaannya sudah ada," lanjutnya.
Meski demikian, kata Masinton, hasil simulai sejumlah lembaga survei terhadap pasangan Prabowo-Puan untuk Pilpres 2024 akan menjadi bahan pertimbangan baik PDIP maupun Gerindra.
"Dari berbagai survei yang mesimulasi Prabowo dan Puan menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres oleh Ibu Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan," kata Masinton.
Sebelumnya, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara menilai Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri akan berperan penting dalam pertarungan pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Keduanya adalah king maker," ungkap Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dia menilai pilihan rasional secara politik dari dua king maker ini adalah memadukan antara Prabowo Subianto-Puan Maharani dalam pilpres 2014.
"Dua pasangan ini sangat berpeluang," ungkap Robi.
Baca juga: Gubernur Anies Baswedan Ditagih 3 Janji di Ulang Tahun yang ke-53, PDIP Ingatkan Sisa Masa Jabatan
Bagi Jokowi, Prabowo dan Puan adalah orang dekat yang pernah menjadi anak buahnya.
Sebelum menjabat sebagai Ketua DPR, Puan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada kepemimpinan pertama Presiden Jokowi.
"Boleh dikatakan Presiden Jokowi puas dengan kinerja Puan karena ia terus dipakai sampai akhir masa jabatan periode pertama. Puan tak dipilih lagi sebagai menteri semata karena terpilih sebagai Ketua DPR," kata Robi.
Selain itu, Robi melihat jika sosok Prabowo-Puan nantinya memenangi pemilu, maka tak perlu diragukan program-program Jokowi akan tetap berjalan.
"Presiden Jokowi tak perlu khawatir proyek-proyek yang sudah ia bangun jadi terbengkalai setelah ia turun dari kekuasaan," kata Robi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Masinton Pasaribu: Prabowo-Puan Bisa Lanjutkan Tongkat Estafet Presiden Jokowi
Tulisan ini sudah tayang di kompas.tv berjudul Politikus PDIP: Tanpa Berkoalisi PDI Perjuangan Bisa Usung Capres di 2024

PDIP Politicians: Without a Coalition the PDI-P could nominate a presidential candidate in 2024