Sudah 20 Tahun Caca Jual Surabi secara Tradisional di Jalan Banten Lama, Buka Mulai Subuh
Sudah hampir 20 tahun, Caca menjual surabi di Jalan Banten Lama, Kota Serang.
Penulis: desi purnamasari | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Desi Purnamasari
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Sudah hampir 20 tahun, Caca menjual surabi di Jalan Banten Lama, Kota Serang.
Dia membuat surabi secara tradisional, yaitu menggunakan tungku arang.
"Saya tidak pernah mengubah rasa dan tidak ada topping-nya. Hanya dua rasa, gurih dan manis dari campuran gula jawa," katanya kepada TribunBanten.com di lapaknya, belum lama ini.
Perempuan asal Brebes, Jawa Tengah, ini menjual surabinya Rp 20.000 per biji.
Baca juga: Warung Surabi Geulis, Lokasi Favorit Buka Puasa di Banten, Jual Kue Serabi Beraneka Kreasi
Dia menjual surabi pada pukul 04.00 sampai pukul 10.00 dan pukul 14.00 sampai pukul 19.00.
Bahan dasar untuk membuat surabi adalah tepung beras, kelapa yang sudah diparut, dan bumbu penyedap lainnya yang diolah menjadi sebuah adonan.
Setelah selesai dibuat adonan, kemudian berlanjut pada proses pengolahan yang memanfaatkan cara tradisional, yaitu memanfaatkan bara api dalam proses pembakaran.
Tempat untuk membuat surabi ini adalah tungku yang terbuat dari tanah liat, di mana tungku ini sebagai pencetak kue sekaligus sebagai tempat pembakaran surabi.
Rasanya yang gurih dan sangat cocok dihindangkan dengan kopi atau teh hangat.