8 Tokoh Militer Potensial Capres 2024, Jenderal TNI dan Polri Masuk Daftar, Siapa Calon dari Sipil?

Berikut ini daftar 8 tokoh militer potensial calon presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Editor: Glery Lazuardi
bangka.tribunnews.com
Ilustrasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) 

TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini daftar 8 tokoh militer potensial calon presiden di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

8 tokoh militer potensial tersebut, yaitu Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, Budi Gunawan, Andika Perkasa, Muldoko, Agus Harimurti Yudhoyono, Tito Karnavian, dan Dudung Abdurachman.

Baca juga: Kader PDI Perjuangan Terus Kuatkan Wacana Puan Capres 2024

Siapa mereka sehingga disebut sebagai 8 tokoh militer potensial yang berpeluang maju mencalonkan diri sebagai Capres di Pilpres 2024?

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto adalah seorang purnawiran TNI berpangkat terakhir Letnan Jenderal.

Prabowo Subianto adalah ketua umum Partai Gerindra. Kini, Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan

Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo adalah seorang purnawirawan TNI berpangkat Jenderal.

Gatot Nurmantyo adalah mantan Panglima TNI periode 2015-2017.

Budi Gunawan

Budi Gunawan adalah seorang purnawirawan Polri berpangkat Jenderal.

Budi Gunawan adalah Kepala Badan Intelijen Negara sejak 9 September 2016.

Andika Perkasa

Andika Perkasa adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang kini menjabat sebagai Panglima TNI

Moeldoko

Moeldoko adalah purnawirawan TNI berpangkat Jenderal.

Moeldoko pernah menjabat sebagai Panglima TNI periode 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015

Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono adalah ketua umum Partai Demokrat.

Agus Harimurti Yudhoyono pernah berkarier di TNI selama 16 tahun.

Agus Harimurti Yudhoyono adalah anak kandung Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

Tito Karnavian

Tito Karnavian adalah purnawirawan Polri berpangkat Jenderal.

Tito Karnavian kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.

Tito Karnavian juga pernah menjabat sebagai Kapolri mulai dari 13 Juli 2016-22 Oktober 2019.

Dudung Abdurachman

Dudung Abdurachman adalah seorang perwira tinggi TNI AD berpangkat Jenderal.

Dudung Abdurachman kini menjabat sebagai KSAD

Baca juga: Pede Maju Capres 2024, Cak Imin Gandeng Dokter Terawan Sebagai Cawapres: Gimana Bestie?

Direktur Eksekutive Indonesia Development Monitoring Fahmi Hafel mengatakan, dari daftar nama itu, kata dia, Jenderal Dudung Abdurachman berpeluang menjadi kuda hitam di Pilpres 2024.

Apalagi, kata dia, Jenderal Dudung Abdurachman, mempunyai kans besar untuk menjadi Panglima TNI.

"Artinya masih punya waktu yang panjang di jajaran TNI beda dengan tokoh lainnya yang sudah pensiun dan akan pensiun," ujarnya.

Sementara itu, untuk calon dari latar belakang sipil, kata dia, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih belum ada parpol pemilik kursi di DPR yang akan mencalonkan mereka.

"Apalagi kedua gubernur ini kinerjanya dan karyanya tidak dinikmati dan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, hanya di Jateng dan DKI Jakarta," ujarnya.

Menurut dia, kedua tokoh ini dalam melakukan aktivitas politiknya berpotensi menciptakan polarisasi di masyarakat.

Dia melihat tingginya tingkat elektabilitas Airlangga dideretan tokoh tokoh sipil.

"Memiliki relevansi yang kuat dengan tingkat kepuasan masyarakat yang mencapai 87,9 persen terhadap kinerja perekonomian nasional yang terdampak penurunan akibat covid 19 sudah berangsur angsur pulih serta berhasil tumbuh hingga 5,1 persen," kata dia.

Di mana masyarakat banyak menikmati kebijakan-kebijakan ekonomi yang dibuat oleh Airlangga sebagai Menko Perekonomian yang punya tanggung jawab untuk memulihkan perekonomian.

"Selain itu juga Airlangga merupakan tokoh sipil yang paling siap maju dimana Partai Golkar sudah menetapkan Capresnya yaitu Airlangga Hartarto artinya sudah 99 persen kans Airlangga maju sebagai Capres ditambah lagi terbentuk Koalisi Indonesia Bersatu antara Golkar PPP dan PAN yang sudah lebih dari cukup untuk mengusung Capres & Cawapres," tambahnya.

Capres dari Panglima TNI

Tampilnya Jenderal Andika Perkasa sebagai panglima TNI semakin menggenapi kesempurnaan karier kepemimpinannya dari berbagai capaian selama ini.

Menjadi orang nomor satu dalam kepemimpinan militer jelas bukan sembarang prajurit yang mampu menggapainya.

Ia pun melewatinya tidak dengan waktu singkat.

Semenjak lulus dari Akademi Militer di tahun 1987, perlu waktu 34 tahun berkarir pada berbagai lini jabatan prestius kemiliteran Angkatan Darat, hingga jabatan panglima direngkuh.

Prestasinya tidak hanya dalam dunia militer.

Sebelumnya, berbagai pendidikan formal hingga jenjang paling tinggi pun sudah ditamatkan.

Catatan panjang gelar akademik yang disandangnya cukup untuk melegitimasikan sosoknya sebagai intelektual.

Baca juga: Bursa Capres 2024, Airlangga Berpotensi Diusung Koalisi Indonesia Bersatu, Bagaimana Peluangnya?

Tercatat sebagai sarjana ekonomi (SE), pemegang tiga gelar akademik strata 2 (MA, MSc, dan MPhil), hingga puncaknya menyandang gelar doktoral (PhD) dari perguruan tinggi di Amerika Serikat.

Dengan segudang prestasi Jenderal Andika, apalagi kini terlengkapi dengan jabatan panglima TNI yang disandang, semakin mengenalkan sosoknya pada masyarakat. Dapat dipastikan popularitasnya meroket.

Popularitas meningkat, dapat ditebak selanjutnya, menjadi semakin potensial dirujuk masyarakat sebagai calon pemimpin negeri.

Terlebih, momen kehadiran Jenderal Andika tergolong tepat di saat genderang calon presiden 2024 mulai banyak ditabuh.

Jika demikian yang terjadi, maka bursa calon presiden menjadi semakin menarik.

Kemunculan Jenderal Andika menambah panjang deretan tokoh berlatar belakang kepemimpinan militer yang berkualitas.

Hebatnya lagi, jika memang kehadiran Jenderal Andika masuk sebagai rujukan calon presiden mendatang, maka baru kali ini tiga tokoh sekelas panglima TNI tampil bersamaan.

Baca juga: Akui Kecewa, PA 212 Ancam Boikot Anies di Pilpres 2024 Gegara Formula E: Sama Saja Rezim yang Zalim

Sebelum Andika, terdapat mantan panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Jenderal (Purn) Moeldoko yang juga populer.

Tampilnya tiga tokoh pemimpin militer dalam arena persaingan calon presiden menjadi suatu pemandangan politik yang langka.

Walaupun masih hanya sebatas rujukan publik dan bukan dalam arena persaingan kontestasi pemilu sesungguhnya.

Catatan penyelenggaraan pemilu pada periode sebelumnya, hanya mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Wiranto yang masuk arena persaingan politik.

Saat itu, tidak hanya sampai pada tahapan popularitas calon presiden hasil jaringan survei opini publik saja, karir politik Wiranto bahkan berlanjut sebagai calon presiden bersama pasangannya Jusuf Kalla, pada Pemilu Presiden 2009.

Jika memang kehadiran tiga tokoh pimpinan militer tersebut juga berlanjut dalam arena persaingan politik, pertanyaannya seberapa besar peluang dukungan masyarakat tertuju pada calon pemimpin berlatar militer?

Merujuk survei opini publik, potensi dukungan terhadap pemimpin berlatar belakang militer bersifat dialektik.

Pada masa sebelumnya terdapat kecenderungan adanya relasi antara ketertarikan publik pada para pemimpin militer, kehadiran tokoh berlatar militer saat itu, dengan citra TNI yang terbentuk.

Baca juga: Pemkot Serang Minta Dosen dan Mahasiswa Bantu Pengawasan Pilkada 2024

Dalam hal ini, tatkala citra TNI dalam penilaian masyarakat kurang memuaskan maka saat yang sama keinginan publik untuk mendukung tokoh berlatar belakang militer sebagai calon presiden redup.

Peneliti Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP), Universitas Muhammadiyah Jakarta, Nazar El-Mahfudzi melihat peluang besar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk muncul sebagai calon presiden (capres) dari kalangan militer.

“Beliau sangat layak diperhitungkan dalam bursa capres 2024,” kata Nazar, dalam keterangannya, Jumat (27/5/2022).

Nazar punya alasan kuat untuk argumennya itu. Ia menunjuk penilaian Direktur Lembaga Riset dan Penelitian Indonesia (Rispenindo), George Kuahaty, yang mengingatkan publik akan kualifikasi Moeldoko.

“Moeldoko pernah menjabat sebagai Panglima TNI di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” ujarnya, mengutip pernyataan George sebelumnya.

“Moeldoko juga dipercaya sebagai Kepala Staf Kepresidenan oleh Presiden Joko Widodo untuk kedua kalinya," kata Nazar.

Ia juga menunjuk hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN), yang mengungkapkan sejumlah tokoh yang dinilai publik memiliki kemampuan meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi.

“Saat itu LSN menemukan fenomena menarik, yakni ditemukannya fakta lapangan bahwa Moeldoko menapak kokoh di 10 besar elektabilitas calon presiden 2024,” ucap Nazar.

Baca juga: 800 Orang Meninggal saat Jadi Petugas Penyelenggara Pemilu 2019, Jadi Catatan Tuk Hadapi Pemilu 2024

Ia mengangkat ulang pernyataan George, dari hasil survei LSN itu elektabilitas Moeldoko merupakan murni karena hasil dari kemampuan, prestasi dan pengalaman dalam mengelola pemerintahan, tanpa pengaruh atau naungan sosoknya di partai politik.

“Fenomena masuknya nama Moeldoko adalah gambaran bahwa elektabilitasnya konsisten,” kata Nazar, mengutip pernyataan George Kuahaty.

Kedua bukti yang menjadi argumen Nazar itu dikuatkan hasil survei Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM) yang digelar 19-31 Maret 2022.

Pada survei tersebut, LPMM menemukan raihan angka Moeldoko jauh meninggalkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bahkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Dalam survei LPMM itu, mantan Panglima TNI tersebut masuk ke dalam lima besar peraih elektabilitas tertinggi.

Nazar juga mengingatkan tentang trend menguatnya kombinasi tokoh militer-sipil sebagai pasangan calon presiden-wapres yang paling diminati publik untuk Pilpres 2024 mendatang.

Hal itu menurut dia, terkuak dari berbagai survei, terakhir dari survei Parameter Politik Indonesia.

Artikel ini telah tayang di tribunnews.com dengan judul Peneliti Ungkap Sejumlah Alasan Moeldoko Bisa Jadi Capres Potensial dari Kalangan Militer

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peluang Andika, Gatot, dan Moeldoko sebagai Capres Menurut Survei…"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved