Suntikan Dana dari Negara Rp 10 Triliun pada 2023, PLN Siap Salurkan Listrik ke Daerah 3T

Komisi VI DPR RI secara resmi sudah menyetujui PLN mendapatkan suntikan dana PMN Rp 10 triliun pada 2023.

dokumentasi PLN
Masih ada 4.700 desa yang belum mendapatkan akses listrik PLN, terdiri atas 293 desa belum menikmati listrik sama sekali dan sisanya secara mandiri. 

TRIBUNBANTEN.COM - Masih ada 4.700 desa yang belum mendapatkan listrik PLN, terdiri atas 293 desa belum menikmati listrik sama sekali dan sisanya secara mandiri.

PLN akan membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Untuk melakukan hal itu, PLN akan menggunakan sebagian dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 10 triliun pada 2023.

Komisi VI DPR RI secara resmi sudah menyetujui PLN mendapatkan suntikan dana PMN Rp 10 triliun pada 2023.

Baca juga: Konservasi Laut PLN Libatkan Lebih dari 1.700 Warga di 17 Provinsi, Mendorong Perekonomian Pesisir

"Alhamdulillah paparan filosofis ideologis yang kami sampaikan sebelumnya bisa diterima fraksi-fraksi di Komisi VI DPR RI," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

Selain pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah 3T, dana juga akan dipakai untuk sejumlah proyek.

Di antaranya mengoptimalkan pasokan listrik di Jawa Madura Bali melalui pembangunan infrastruktur dengan anggaran Rp 2 triliun.

Sekitar Rp 4,5 triliun juga akan dialokasikan PLN untuk membangun transmisi yang menghubungkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ke daerah terpencil di Kalimantan.

“Tentunya pembangunan infrastruktur kelistrikan sesuai dengan Good Corporate Governance," ucapnya.

PLN juga menganggarkan Rp 3,5 triliun untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berbasis PLTM, PLTA, PLTMG, dan transmisi yang menghubungkan kelistrikan di wilayah terpencil.

Saat ini infrastruktur ketenagalistrikan yang digunakan untuk melayani daerah-daerah 3T membutuhkan biaya investasi Rp 25 juta-Rp 45 juta per pelanggan.

Pembangunan infrastruktur kelistrikan pun menjadi tidak feasible dengan tingginya nilai investasi tersebut.

Menurut Darmawan, PMN menjadi bentuk kehadiran negara.

PLN akan mewujudkannya dengan membangun infrastruktur energi di seantero nusantara, terutama daerah 3T.

Baca juga: Potensi Wisata Menakjubkan, PLN UID Banten Bangun Beragam Fasilitas Ekowisata Situterate di Cikande

Sejak 2020, PLN telah menerima dana PMN dengan penyerapan sebesar Rp 4,7 triliun hingga triwulan pertama 2022.

Realisasi penyerapan mencapai 95 persen dari total dana PMN yang diterima PLN.

Selanjutnya, realisasi PMN 2021 hingga triwulan pertama tahun ini sudah terserap Rp 4 triliun atau 80 persen dari total dana PMN yang sudah diterima.

Hingga tahun ini PLN sudah melakukan aksi korporasi sebesar Rp 196,8 miliar untuk meningkatkan rasio elektrifikasi seluruh masyarakat Indonesia.

PLN mencatat realisasi rasio elektrifikasi desa berlistrik secara total 99,7 persen.

Selama 2014 hingga 2021, pemerintah melalui PLN telah menyalurkan subsidi sebesar Rp 457 triliun untuk mengurangi tekanan ekonomi terhadap masyarakat yang kurang mampu dan pengusaha kecil.
Selama 2014 hingga 2021, pemerintah melalui PLN telah menyalurkan subsidi sebesar Rp 457 triliun untuk mengurangi tekanan ekonomi terhadap masyarakat yang kurang mampu dan pengusaha kecil. (dokumentasi PLN)

Namun, dari angka tersebut, masih ada desa yang dilistriki secara mandiri dan belum menikmati listrik PLN sehingga rasio elektrifikasinya menjadi 90,78 persen.

Untuk bisa mencapai 100 persen PLN masih membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp 17,96 triliun dengan rincian untuk wilayah Jawa Madura Bali sebesar Rp 2,03 triliun.

Sumatera dan Kalimantan membutuhkan Rp 9,93 triliun, serta wilayah Sulawesi Maluku Nusa Tenggara dan Papua membutuhkan Rp 6 triliun.

“Kita berada untuk menjawab tantangan zaman. Perjuangan masih panjang, untuk itu kami akan terus bekerja keras,” ujar Darmawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved