Ditolak Pemerintah Pusat, Ini Dampak Penerapan Konsep Metaverse pada Dunia Pendidikan

Mengenal dampak penerapan sistem atau konsep metaverse apabila diterapkan ke dalam dunia pendidikan

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Rosid
Net/Ilustrasi metaverse
Penerpan sekolah metaverse di Banten ditolak pemerintah pusat, iini dampak konsep metaverse di dunia pendidikan 

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Pemerintah Provinsi Banten mengusulkan izin penerapan sekolah metaverse di tingkat Sekoah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

Penolakan izin penerapan konsep metaverse di dunia pendidikan di Banten lantaran pemerintah pusat belum siap.

"Rupanya pemerintah pusat belum siap untuk menerapkan sekolah metavers ," kata Pj Sekda Provinsi Banten, M. Tranggono kepada awak media, Rabu (13/7/2022).

Dampak Metaverse Pada Dunia Pendidikan

Dilansir dari situs Universitas Bandar Lampung, metaverse adalah sebuah rancangan yang menggabungkan dunia nyata dan dunia digital. Dalam arti yang lebih luas, Metaverse adalah ruang virtual di mana orang-orang dari seluruh dunia dapat berkumpul dan berkomunikasi menggunakan teknologi virtual dan augmented reality.

Baca juga: Pengertian dan Penjelasan Sekolah Metaverse di Banten yang Ditolak Pemerintah Pusat

Dunia pendidikan saat ini sudah terbiasa dengan situasi pandemi. Ia menyesuaikan dengan situasi sekarang sehingga meskipun proses belajar mengajar di sekolah kurang efisien, mereka tetap berkinerja baik. Pendidikan yang semula dilakukan tatap muka di sekolah, dialihkan ke proses pembelajaran daring.

Beberapa sekolah mengajar setiap hari melalui aplikasi Google Meet atau Zoom karena sumber daya yang tersedia untuk sekolah yang mengharuskan guru dan siswa untuk mengajar baik di grup WhatsApp maupun di kelas terbatas.

Dampak positif memang ada misalnya guru yang berusaha belajar mengunakan aplikasi dengan bermodalkan nekat saja tetapi hasil yang dirasakan oleh guru adanya peningkatan kompetensi guru dalam mengunakan aplikasi secara during.

Namum disisi lain tidak semua daerah yang jaringan internet terjangkau bahkan ada sekolah yang melaksanakan pembelajaran apa adanya saja.

Contohnya sekolah yang akses internetnya tidak terjangkau mengunakan pendekatan pembelajaran melalui titik kumpul dan proses ini sudah dilaksanakan pada masa pandemi COVID 19.

Inilah yang menyebabkan kinerja pembelajaran kurang baik, apalagi kurangnya literasi antara guru dan siswa.

Dalam konteks pembelajaran yang berpusat pada siswa, metaverse akan berdampak negatif pada dunia pendidikan karena tidak ada teknologi yang dapat menggantikan peran guru. Siswa membutuhkan sentuhan langsung dari guru bukan melalui dunia digital.

Boleh saja dunia digital berperan penting dalam mempercepat akses informasi berkaitan dengan materi pembelajaran, dunia digital juga dapat membantu siswa mempercepat pemahaman karena sumber belajar saat ini bukan hanya dari guru saja melaikan banyak sumber belajar yang di akses dimana saja dan kapan saja.

Baca juga: Ketidaksiapan Pemerintah Pusat, Penerapan Sekolah Metaverse di Banten Gagal Dilaksanakan

Namun dalam mengimplementasi pendidikan karakter tidak bisa melalui virtual, guru harus melaksanakan pembelajaran secara langsung dengan siswa disekolah.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan sudah memberikan ruang kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka terbatas. Dengan demikian kondisi memberikan ruang bagi guru untuk memantau perkembangan siswa secara langsung disekolah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved