14 SMA Negeri di Banten Terapkan Sekolah Berbasis Digital Mulai Tahun Ajaran Baru, Ini Mekanismenya
Pihak Pemerintah Provinsi Banten akan menerapkan sekolah berbasis digital mulai tahun ajaran 2022-2023.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Glery Lazuardi
Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Pihak Pemerintah Provinsi Banten akan menerapkan sekolah berbasis digital mulai tahun ajaran 2022-2023.
Semula, pihak Pemerintah Provinsi Banten berencana menerapkan sekolah metaverse di 14 SMA Negeri di Banten.
Namun, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum mengizinkan untuk sekolah metaverse diterapkan di 14 SMA Negeri di Banten.
Baca juga: Sekolah Metaverse di 14 SMA Negeri Banten Batal, Diganti Jadi Sekolah Terbuka
Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar mengatakan mekanisme pendidikan berbasis digitalisasi, mirip dengan penerapan sekolah Metaverse.
"Jadi sebenarnya (sekolah Metaverse,-red) bukan tidak jadi, tetapi proses pembelajaran digitalisasi," ujarnya saat ditemui di depan kantornya, Jumat (17/7/2022).
Menurut dia, sekolah berbasis digitalisasi itu akan diterapkan kepada para siswa mulai tahun ajaran 2022-2023.
Rencananya penerapan pendidikan berbasis digitalisasi itu akan dilaksanakan di 14 SMA Negeri di Banten.
Selain kepada sekolah negeri, Al Muktabar mendorong sekolah-sekolah swasta bisa menerapkan sekolah berbasis digitalisasi.
"Saya sedang intens sekarang dengan asosiasi kepala sekolah swasta dan guru-guru swasta," katanya.
Menurutnya dengan menerapkan sekolah berbasis digitalisasi, pada dasarnya tentu harus ad platform digital.
Disampaikannya hal itu sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Pendidikan.
"Untuk bisa memperkuat pembelajaran secara digital dalam rangka mentransfer knowledge, attitude, psikomotorik dan afektifnya," ungkapnya.
Dikatakan Al Muktabar bahwa pada dasarnya Sekolah Metavers adalah bagian sisi pengembangan digitalisasi.
Di mana para penggiat teknologi menjadikan platfom digital sebagai bagian dari satu keadaan.
Menurutnya, berbagai hal itu harus masuk dalam suatu platform digital termasuk pendidikan.
Baca juga: Ditolak Pemerintah Pusat, Ini Dampak Penerapan Konsep Metaverse pada Dunia Pendidikan
"Maka sebenarnya, itu berjalan sesuai dengan infrastruktur yang berkembang dari teknologi yang ada," katanya.
Disampaikan Al Muktabar bahwa hal itu sebagai kerangka besar kerja teknologi.
Sehingga selain pendidikan berbasis online, menurutnya pendidikan berbasis platform digital juga harus diadakan.
Menurutnya sekolah online, hanya sebagai kegiatan proses pembelajaran yang biasa.
Di mana di dalamnya hanya berbentuk paperless dan lain sebagainya.
Baca juga: Pengertian dan Penjelasan Sekolah Metaverse di Banten yang Ditolak Pemerintah Pusat
"Tapi kalau digitalisasi, dia bicara platform. Jadi platform itu intrinsik di dalamnya proses pembelajaran yang lengkap menyeluruh," katanya.
Dijelaskan Al Muktabar, pendidikan berbasis digitalisasi menggunakan platform digital.
Di mana isinya adalah kelas maya yang intrinsik semua proses pembelajaran ada di sana.
Sehingga dengan seperti itu, kata Al Muktabar, maka akan terjadi berbagai efisiensi.
Di antaranya yaitu bisa hemat dari segi pengeluaran untuk transportasi, berefek mengurangi kemacetan dan lain sebagainya.
Untuk kegiatannya sendiri, sejumlah siswa diberikan akases berupa ID untuk masuk ke platform yang tersedia.
Baca juga: Ketidaksiapan Pemerintah Pusat, Penerapan Sekolah Metaverse di Banten Gagal Dilaksanakan
Mereka akan dikelompokan dengan kelas maya dengan sejumlah kegiatan pembelajaran.
Bukan hanya itu, meski pembelajarannya dilakukan secara digital.
Para siswa juga bisa memanfaatkan fasilitas sekolah lainnya.
"Nanti diatur dalam kebutuhan tertentu mereka bisa berkunjung ke perpustakaan, fasilitas sekolah, olahraga dan lain sebagainya," katanya.
"Tapi di mata pelajarannya, kita akan dorong menggunakan platform digital," ungkapnya.
Rencananya pembelajaran berbasis digitalisasi ini akan dilakukan pada tahun ajaran 2022-2023.
Menurutnya, pembelajaran berbasis digital itu dilakukan supaya bisa meringankan para calon siswa dari sisi ekonomi.
Namun tetap bisa melanjutkan pendidikan ditingkat SMA/SMK dengan biaya pendidikan yang murah.
Apabila ke depan kalau platform digital sudah berjalan secara baik, pihaknya akan merambah ke sekolah berbasis agama.
"Di sekolah agama kita berharap yang santri salafi dia bisa dapat dua ijazah," sambungnya.
Di mana ketika pendidikan berbasis digitalisasi ini berjalan baik, kata Al Muktabar, diharapkan para santri bisa memiliki dua ijazah.
Selain ijazah santri salafi, mereka juga bisa mendapatkan ijazah sekolah umum tingkat SMA/SMK.
Baca juga: Alasan Sekolah Metaverse Digelar di 14 SMA Negeri Banten Mulai Tahun 2022, PJ Gubernur Beberkan Ini
"Jadi sebenarnya ini banyak menyelesaikan satu keadaan," ungkapnya.
Diakuinya, untuk bisa mewujudkan pendidikan berbasis digitalisasi ini.
Tentu pihaknya akan terus melakukan upaya dengan mensosialisasikan program itu kepada masyarakat.
"Secepatnya kita terus bergulir, dalam proses pembelajaran itu saya akan intens melihat dan memperkuat platform digital itu, untuk kita yakin bersama dengan swasta menggiatkan ini ke depan," ungkapnya