Dapat Pertanyaan dari Siswi SMA Luar Biasa, Ini Tantangan Ganjar kepada Pelajar SMA dan SMK
Menurut Ganjar, dulu, saat ada pelatihan mitigasi kebencanaan, juga dihadiri kawan disabilitas.
TRIBUNBANTEN.COM - Setelah mendapat pertanyaan dari Dina Khoirunisa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung menantang pelajar SMK dan SMA.
Dina adalah siswi SMA Luar Biasa Banjarnegara.
Dia bertanya bagaimana rambu atau peringatan bagi teman tuli seperti dirinya.
"Pertanyaan bagus dari penyandang disabilitas," kata Ganjar melalui rilis yang diterima TribunBanten.com, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Selesai Lari Bareng Ridwan Kamil, dan Bima Arya, Ganjar Sambut Istri di Garis Finis Serahkan Bunga
Hal itu dikatakan Ganjar saat Gubernur Mengajar di SMKN 1 Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Senin (25/7/2022) sore.
"Maka saya tantang, bisa enggak ya menggunakan teknologi informasi ini, bisa enggak ya di handphone ada vibrasi yang menunjukkan ada bencana. Ini kita tantang anak-anak SMK dan SMA," ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, dulu, saat ada pelatihan mitigasi kebencanaan, juga dihadiri kawan disabilitas.
Ada yang naik kursi roda serta disabilitas netra dan tuli.
Saat itu, muncul ide untuk membuat sensor khusus yang bisa diterima oleh kawan disabilitas sebagai peringatan apabila ada bencana.
Ganjar mengumpulkan pelajar Kabupaten Banjarnegara dan daerah lainnya untuk menjadi agen tanggap bencana di lingkungan tempat tinggalnya.
"Kita dorong aktivitas seperti pendidikan kebencanaan untuk pelajar ini dilakukan lagi. Kita ajak mereka untuk peduli, kemudian mereka bisa melakukan sesuatu dan bisa menjadi agen untuk membantu menjelaskan tentang mitigasi bencana," ucapnya.
Baca juga: Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024, Ribuan Emak-emak Banten Gelar Doa Bersama di Pandeglang
Kabupaten Banjarnegara dipilih sebagai lokasi pendidikan kebencanaan pelajar karena termasuk satu di antara daerah yang cukup rawan bencana, seperti longsor, tanah bergerak, dan gas beracun.
Pendidikan kebencanaan diberikan agar nanti para pelajar memiliki bekal ketika membantu mitigasi bencana atau menjelaskan kepada keluarga dan tetangganya.
"Sebelum jadi agen, mereka sendiri musti dilatih dulu sehingga kalau program kita dari BPBD, PMI, ada juga Tagana, ada SAR, termasuk TNI-Polri, bisa masuk ke sekolah untuk latihan, pengenalan peralatan, mitigasi dan sebagainya, akan bisa bantu mencegah," ujar Ganjar.
Gubernur berambut putih ini berharap setelah mereka pulang bisa langsung ngomongin orang tuanya dan tetangga.
"Itu akan sangat membantu," kata Ganjar.
Baca juga: Tak Marah, Ganjar Pranowo Malah Senang saat Dirinya Dapat Kritikan: Vitamin Buat Saya
Pendidikan kebencanaan pelajar terus didorong mengingat situasi dan kondisi dunia yang berubah. Terlebih adanya climate change yang mengarah pada kondisi bencana.
"Global climate change ini kan banyak sekali yang mengarah pada kondisi dan situasi bencana. Maka kalau mereka kita edukasi, nanti akan bisa melakukan sesuatu," ujarnya.
Ganjar juga menjelaskan kepada para pelajar beberapa langkah yang sudah dilakukan dalam hal mitigasi bencana.
Di antaranya mengenai ilmu titen yang sudah berkembang di masyarakat sejak zaman dulu.
Lalu ada juga program Jogo Tonggo yang dapat dikonversi untuk menangani kebencanaan.
"Ilmu titen itu lebih kepada kearifan lokal. Sebenarnya nenek moyang kita dulu sudah punya sistem peringatan dini terkait bencana yang akan terjadi. Masyarakat bisa mempraktikkan itu berdasarkan pengalaman masa lalu," kata suami Siti Atikoh ini.